Rabu 02 Sep 2015 04:45 WIB

Penelitian Usia Alquran Tertua di Birmingham Tuai Perdebatan Alot

Rep: Sonia Fitri/ Red: Bilal Ramadhan
Alquran
Foto: alarabiya.net
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, BIRMINGHAM -- Temuan lembaran Alquran pada Juli 2015 lalu kembali menuai perdebatan. Lembaran yang diklaim tertua oleh Universitas Birmingham melalui riset penelitian usia. Hasil karbon mengungkapkan lembaran tersebut lebih tua dari masa Nabi Muhammad SAW.

Dua lembar Alquran tersebut dinyatakan berasal dari masa 568-645 Masehi. Sementara, Nabi Muhammad diperkirakan hidup antara 570-632 Masehi. Sontak perdebatan kembali mengemuka. Sebab, dalam Islam, Alquran dinyatakan turun untuk Nabi Muhammad untuk kemudian disampaikan kepada umat Islam.

Seorang ilmuwan Muslim dari School of Oriental and African Studies di University of London Mustafa Shah menentang pernyataan tersebut. "Jika memang begitu, manuskrip ini bertentangan dengan kepercayaan tentang asal-usul Alquran," kata dia sebagaimana mengutip The Times yang kemudian dikutip oleh national geographic, Senin (31/8).

Ia memaparkan, Islam eksis mulai sekitar 610 Masehi sedangkan komunitas Islam pertama ada di Madinah pada 622 Masehi. Saat itu, isi Alquran disebarluaskan secara lisan. Karena peperangan banyak membunuh para penghapal Alquran, Khalifah Abu Bakar lantas meminta pengikutnya untuk menuliskan Alquran. Penulisan kemudian dilaksanakan pada era Khalifah Utsman pada sekitar tahun 650.

Sejarawan Inggris Tom Holland mengatakan, temuan tersebut mengejutkan dan mengguncang kemapanan tentang sejarah Alquran dan Islam. Keith Small dari Bodleian Library Oxford University, menambahkan, temuan itu memberi dukungan pada pandangan lain tentang asal-usul Alquran.

"Seperti misalnya Muhammad dan pengikutnya sebenarnya menggunakan teks yang sudah ada dan mengkonstruksinya sesuai dengan agenda politik dan teologinya, bukan menerima wahyu," kata Small.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement