Jumat 28 Aug 2015 15:14 WIB
Munas MUI

Jadi Waketum MUI, Ulama Muhammadiyah Ini Dinilai Paling Menonjol

Rep: c 33/ Red: Indah Wulandari
 Ketua Bidang Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Yunahar Ilyas (kanan) menyampaikan maklumat penetapan hasil hisab Ramadhan, Syawal dan zulhijah 1435 H di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (16/6). (Antara/Andika Wahyu)
Ketua Bidang Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Yunahar Ilyas (kanan) menyampaikan maklumat penetapan hasil hisab Ramadhan, Syawal dan zulhijah 1435 H di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (16/6). (Antara/Andika Wahyu)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Salah satu Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas terpilih sebagai Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) masa khidmat 2015-2020. Sosoknya dinilai paling menonjol di antara pengurus lainnya.

"Dia ketua yang memang memiliki kualifikasi dalam hal keagamaan, jadi dia paling menonjol," kata Ketua PP Muhammadiyah Prof Muhadjir Efendy kepada Republika, Jumat (28/8).

Ia menyebut, Yunahar tergolong lebih menonjol dibanding ulama lainnya karena pemahamannya yang mendalam tentang Islamnya

Menurut pria yang membidangi Pendidikan, Kebudayaan dan Litbang di Muhammadiyah itu,  keunggulan Yunahar ada di kemampuan keagamannya yang luas. Apalagi Yunahar memang menghabiskan studi sarjana di bidang bahasa Arab serta magister dan doktor di bidang agama Islam.

"Dia bidang studinya bahasa Arab, tapi tergolong serba bisa dalam hal agama karena pengetahuan luas," pujinya.

Di sisi lain, ia mengatakan tantangan MUI di bawah kepimpinan Yunahar, yaitu menjadi pengayom bagi beragam organisasi Islam di Indonesia.

"Mestinya MUI itu harus jadi payung dan tenda besar yang bisa mengakomodasi semua keanekaragaman Islam di Indonesia," jelasnya.

Selain itu, ia menuturkan MUI tidak hanya jadi ‘tenda’ biasa, melainkan harus ‘berpendingin’ agar menyejukkan setiap organisasi Islam. Serta, bisa bersikap adil bagi ragam organisasi Islam.

"Karena itu, tendanya harus ber-AC sehingga sejuk. MUI harus menghindari pernyataan yang mengeksklusifkan pihak tertentu," katanya.

Dengan begitu, ia ingin MUI tidak membuat pernyataan apalagi fatwa yang membuat suatu elemen Islam di Indonesia tidak merasa menjadi bagian Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement