Rabu 03 Jun 2015 22:25 WIB

Tantangan Bagi NU Semakin Kompleks

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj (kiri), Ketua PBNU Effendy Yusuf (kanan) mendengarkan peserta berbicara dalam Halaqah Ulama bertema
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj (kiri), Ketua PBNU Effendy Yusuf (kanan) mendengarkan peserta berbicara dalam Halaqah Ulama bertema "NU dan Indonesia TantangankeDepan"di Jakarta, Selasa (19/5).

REPUBLIKA.CO.ID,PURWAKARTA -- Sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama kini menghadapi tantangan yang semakin kompleks.

"Kalau ditanya apa tantangan NU, tantangan NU ya apa yang dihadapi Indonesia, semakin ke depan semakin kompleks," kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj dalam acara Halaqoh Kebangsaan bertema 'NU dan Indonesia: Tantangan ke Depan untuk Peradaban Umat dan Bangsa' di Purwakarta, Jawa Barat, (3/6).

Salah satu tantangan berat NU yang juga dihadapi Indonesia adalah merebaknya radikalisme yang dipraktekkan oleh sejumlah ormas Islam tertentu.

Tantangan lain bagi nahdliyin, ujarnya, terkait persoalan ekonomi. Lantaran mayoritas warga NU adalah masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah yang kedepan harus ditingkatkan kesejahteraannya.

"Muktamar, Munas, Konbes, dan Pleno PBNU tak bosan memberikan masukan ke pemerintah agar ekonomi tidak semata-mata tumbuh, tapi juga harus merata. Alhamdulillah, NU dalam beberapa tahun terakhir sudah ikut secara langsung melalui program-program nyata yang langsung menyentuh ke masyarakat di lapisan terbawah," jelas Kiai Said.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement