Jumat 22 May 2015 22:01 WIB
Kontroversi Nada Alquran

MUI: Langgam Jawa Terkesan Memaksakan

Rep: c94/ Red: Agung Sasongko
Tilawan Alquran dengan Langgam Jawa
Foto: Youtube
Tilawan Alquran dengan Langgam Jawa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia Din Syamsudin menilai pemerintah terkesan pretensi dalam menerapkan bacaan Al-Quan dengan langgam Jawa.

"Saya sudah melihat video bacaan al-Quran dengan langgam Jawa itu terkesa  memaksa apa lagi dibacakan diforum nasional,"ungkap Din saat ditemui di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Kemarin (21/5).

Din menjelaskan, kriteria dalam membaca Alquran harus sesuai dengan tajwid serta makhrajnya sehingga huruf dapat benar panjang dan pendeknya. Hal itu, jelas Din, demi mencegah perubahan arti ketika membacakannya. "Jangan sampai pelanggaman itu merubah arti itu menjadi fatal," ujar Din.

Dengan demikian, Din menegaskan, jangan sampai timbul kesan paksaan pada langgam tertentu akibat mengejar nada. Sebab, wahyu illahi tidak bisa dilantunkan dengan langgam lain. "Itu menimbulkan paksaan dan menghilangkan keiklasan. selama tidak merusak hukum bacaan ya silahkan," ata dia.

Din menambahkan, jika membaca Alquran di luar langgam Arab sebaiknya hanya sebagai manifestasi kultural untuk konsumsi pribadi. "Semestinya tidak untuk nasional seperti saat dibacakan di istana. itu sebenarnya tidak baik dan ada nada memaksakannya,"kata Din.

Din berharap pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama, tidak terlalu berpretensi terhadap langgam daerah sebagai pilihan bangsa Indonesia. "Sebab, banyak yang tidak nyaman dengan langgam Jawa. tetapi juga ada yang nyama. itu ada postif dan negatifnya,"katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement