Jumat 17 Apr 2015 18:11 WIB

Jokowi Minta Ulama Sebarkan Ajaran Islam Moderat

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Agung Sasongko
Presiden Jokowi di acara Indonesia-China Economic Cooperation Forum di Beijing, Jumat (27/3).
Foto: APPhoto/Feng Li
Presiden Jokowi di acara Indonesia-China Economic Cooperation Forum di Beijing, Jumat (27/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (17/4). Saat bersilaturahmi dengan sejumlah ulama, Presiden menyinggung masalah terorisme dan radikalisme.

Menurut Jokowi, di mata dunia, Indonesia dipandang sebagai negara yang berhasil menangkal paham radikalisme. Kesantunan masyarakatnya serta toleransi antaragama yang tercipta juga membuat Indonesia dinilai sebagai negara Muslim sesungguhnya.

Menurut Presiden, hal itu terjadi karena peran ulama yang sukses menyebarkan ajaran Islam moderat yang rahmatan lil 'alamin. Oleh karenanya, Jokowi meminta agar peran itu ditingkatkan.

"Inilah peran kiai dan ulama untuk terus memberikan pada masyarakat mengenai ajaran akhlaqul karimah. Sehingga yang dilihat oleh luar benar bahwa kita negara yang tentram," kata Presiden yang mengenakan baju koko warna putih dan peci hitam. Ia didampingi Ibu Negara Iriana yang mengenakan gamis warna pink dipadu dengan jilbab warna senada.

Jokowi mengaku, saat bertemu dengan pimpinan negara-negara Timur Tengah dalam sejumlah forum internasional, Indonesia diminta berperan sebagai motor perdamaian bagi negara yang sedang berkonflik.

Pondok Pesantren Amanatul Ummah sendiri merupakan salah satu pesantren Nahdlatul Ulama (NU) terbesar di Jawa Timur yang dipimpin oleh Kiai Asep Saifuddin Chalim. Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat datang dan berkampanye di ponpes tersebut pada 16 Juni tahun lalu.

Adapun dalam kunjungannya kali ini, Presiden Jokowi didampingi Menteri Agama Lukman Hakim, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pariwisata Arief Yahya serta Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nachrowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement