Kamis 23 Oct 2014 23:11 WIB

DMI: Dahulu Perayaan Tahun Baru Islam Semarak

Rep: c60/ Red: Agung Sasongko
SURO KASUNANAN. Kerbau bule keturunan kerbau pusaka Kyai Slamet Keraton Surakarta Hadiningrat, diarak sebagai pembuka Kirab 1 Suro di kawasan Gladag, Solo, Jateng, Sabtu (26/11) malam. Ritual tersebut dilakukan dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1
Foto: Antara/Andika Betha
SURO KASUNANAN. Kerbau bule keturunan kerbau pusaka Kyai Slamet Keraton Surakarta Hadiningrat, diarak sebagai pembuka Kirab 1 Suro di kawasan Gladag, Solo, Jateng, Sabtu (26/11) malam. Ritual tersebut dilakukan dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Dewan Masjid Indonesia (DMI) berharap agar kemeriahan tahun baru Islam tidak kalah dengan kesemarakan tahun baru lain. Oleh karenanya DMI mengajak umat Islam untuk menyemarakkan acara tahunan itu di masjid-masjid sekitar pemukiman umat. 

Sekjen DMI, Imam Adaru Kudni, mengatajan, selama ini peringatan tahun baru Islam selama beberapa tahun terakhir tidak terlalu meriah. Padahal dahulu, tahun baru Islam diperingati dengan sangat meriah.  “37 tahun yang lalu, saya ingat 1 Muharram diperingati dengan meriah,” ujar dia.

Dia menyebut, tahun baru islam memiliki makna hijrah mental umat dari mental yang bersifat buruk kepada mental yang baik. Dia mengatakan, semangat hijriah sama dengan semangat yang dikehendaki oleh Presiden Jokowi dengan “revolusi mental”nya.

“Semoga semangat dan janji pemerintah terwujud di masyarakat,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement