Kamis 23 Oct 2014 12:47 WIB

Fokus ke Pengajaran, Ponpes Kebal Isu Bonus Demografi

Rep: C 78/ Red: Indah Wulandari
 Salah satu kegiatan ekstrakurikuler di Ponpes Al Quraniyah.
Foto: Alqsyibaweh.blogspot.com
Salah satu kegiatan ekstrakurikuler di Ponpes Al Quraniyah.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Pondok pesantren yang jumlahnya mencapai 43 ribu di seluruh se-Indonesia tidak tersentuh dengan kebijakan yang berkaitan dengan pertambahan penduduk sebagai bonus demografi.

“Pesantren itu tidak terlampau tergoda bahkan tidak tertarik dengan isu politik atau isu demografis,” Kata Ketua dewan Pembina Pusat Studi Pesantren dan Madrasah (PSPM) Asep Saeful Muhtadi, Kamis (23/10).

Bonus demografi yang dimaksud ketika jumlah penduduk usia produktif lebih besar dari jumlah penduduk nonproduktif yang diperkirakan terjadi tahun 2025-2035 mendatang. 

Alasannya, kata dia, pesantren merupakan jenis pendidikan non formal yang tidak mengenal batas usia, di mana semua orang dapat belajar di pesantren dari mulai usia muda hingga orangtua. Di samping itu, pesantren juga lebih cenderung fokus pada proses pembelajaran.

“Ada atau tidak ada bonus demografi, pesantren akan baik-baik saja dan siap melanjutkan proses pembelajaran yang ditempuh sejak sekian lama,” tegas Kang Samuh, panggilan dari Asep Saeful.

Sebab, pesantren dalam sejarahnya lahir dari masyarakat dan secara independen tidak terlampau bergantung pada pemerintah atau kekuatan manapun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement