Kamis 16 Aug 2012 17:32 WIB

Tembakan Meriam, Tanda Idul Fitri untuk Masyarakat Kaisen India

Rep: agung sasongko/ Red: Taufik Rachman
Meriam penanda Idul Fitri di Kaisen, India
Meriam penanda Idul Fitri di Kaisen, India

REPUBLIKA.CO.ID,NEW DELHI--Dalam Hitungan hari Ramadhan akan segera berakhir. Tembakan terakhir meriam kanon di Raisen, India, akan menjadi tanda umat Islam segera merayakan Idul Fitri.

Sudah 200 tahun tembakan meriam kanon mengingatkan umat Islam di Raisen, India untuk berbuka puasa dan sahur. Tradisi itu tetap terjaga dari generasi ke generasi. "Tradisi ini merupakan keunikan yang ada di kota kami," kata Qazi Shehr, Kepala kota Zahiruddin, seperti dikutip onislam.net, Kamis (16/8).

Tradisi menembakkan kanon selama Ramadhan dimulai oleh penguasa Begums Bhopal di awal abad 18. Secara historis, meriam digunakan untuk menandakan waktu dan operasi militer. Tradisi itu mulai memudar di Bhopal, lalu warga Raisen melestarikannya. "Kami mencoba yang terbaik untuk melestarikan tradisi kami," kata Qazi.

Tidak seperti zaman dahulu, pejabat kota telah membuat aturan khusus terkait tembakan meriam selama Ramadhan. Pemerintah memberikan syarat agar umat Islam hanya menggunakan 500 gram amunisi meriam.

"Selama sebulam meriam beroperasi, umat Islam harus mengeluarkan dana sebesar 35 ribu Rupee India atau setara 700 dolar AS. Dana itu kami dapat dari sumbangan umat Islam," papar Presiden Komite Muslim Tehwar, Jamil Khan.

Kishwar Khan, ada sosok dibalik beroperasinya meriam kanon selama sepuluh tahun terakhir. "Sebelumnya, ayah saya yang mengoperasikannya. Lalu, saya melanjutkan tugas beliau. Untuk pekerjaan ini saya mendapatkan gaji 6 ribu Rupe India atau 120 dollar AS selama satu bulan penuh," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement