Jumat 06 Oct 2017 19:15 WIB

Olahraga Favorit dalam Islam

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Berkuda ilustrasi
Foto: Republika/ Edi Yusuf
Berkuda ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Riyadhah atau olahraga dalam Islam sebenarnya tak hanya digunakan untuk istilah olah tubuh untuk kebugaran, tapi juga untuk olah jiwa. Imam Ibnu Qayyim al-Jawziyyah (1292-1350 M) dalam bukunya, Zad al-Ma'ad, menekankan pentingnya berolahraga dan efeknya pada tubuh. Bagaimana olahraga memperkuat dan membentuk imunitas tubuh terhadap penyakit.

Salim al-Hassani dalam artikelnya "A 1000 Years Amnesia: Sports in Muslim Heritage" mengungkapkan, selain sains dan teknologi, banyak  yang mengagungkan Eropa sebagai kiblat olahraga. Padahal, tiap kebudayaan memiliki olahraga khas, termasuk Islam.

Rasulullah seperti dalam riwayat Bukhari dan Muslim menganjurkan orang tua untuk mengajarkan anaknya berenang, menunggang kuda, dan memanah. Berikut uraian singkat olahraga yang pernah ditekankan oleh Rasulullah SAW itu:

 

Memanah

Memanah termasuk olahraga tertua. Olahraga ini sudah ada sejak zaman batu (20 ribu sebelum Masehi). Rasulullah sendiri merupakan pemanah dan memiliki tiga busur. Sahabat Sa'ad bin Abi Waqas dikenal sebagai pemanah andal.

Pada perkembangannya, alat ini digunakan untuk olahraga pada 1676, atas ide dari Raja Charles II dari Inggris. Pada 1844, di Inggris diselenggarakanlah kejuaraan nasional panahan yang diberi nama GNAS (Grand National Archery Society). Pada 1483, sudah ada klub panahan terbesar dan sekaligus menjadi tertua sampai sekarang yang bernama Kilwinning dan beranggotakan pemanah asal Skotlandia.

Berkuda

Rasul menyerukan agar generasi muda pada masa itu mahir berkuda. Kemahiran berkuda merupakan kemampuan dasar yang mesti dimiliki pria ketika itu. Selain untuk berburu, ketangkasan berkuda adalah penopang penting dalam peperangan.

Beberapa abad ke belakang, kuda menjadi tunggangan yang paling mewah. Aktivitas ini pun menjadi cabang olahraga bergengsi di seluruh dunia. Napoli, Italia, merupakan negara pertama yang mendirikan sekolah berkuda pada 1532 yang didirikan oleh Fedrico Gisone. Hingga pada abad ke-16, ada sebuah akademi equestrian yang berkembang di Versailles, Prancis, sebelum menghilang menyusul Revolusi Prancis.

Berenang

Selain menyerukan olahraga berkuda dan memanah, Rasulullah juga menganjurkan agar umatnya bisa berenang. Selain memerlukan kekuatan fisik, olahraga ini juga membutuhkan intelektualitas tinggi pada pelakunya. Pada zaman kejayaan Islam (antara tahun 750-1924), kekuatan para prajurit Islam benar-benar tertumpu pada keahlian berkuda, memanah, dan berenang.

Piawai dalam berenang ternyata mampu mengantarkan pasukan Turki Utsmani di bawah kepemimpinan Sultan Muhammad al-Fath merebut Konstatinopel pada abad ke-14. Pasukan Turki ketika itu terlebih dulu harus berenang mengarungi Selat Bospurus (karena laju kapal diadang oleh armada Romawi Byzantium di sepanjang pantai), baru naik kuda untuk mengubrak-abrik pasukan musuh dengan serangan panah bertubi-tubi. Sejarah mencatat, pertandingan renang pertama diselenggarakan oleh Kaisar Suigui pada 36 sebelum Masehi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement