Selasa 25 Jul 2017 04:20 WIB

Memahami Sejarah Budak Afrika Muslim di Amerika

Rep: Lida Puspaningtyas/Berbagai Sumber/ Red: Agung Sasongko
Muslim di Afrika Selatan
Muslim di Afrika Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agar lebih memahami sejarah budak Afrika Muslim di Amerika, ada baiknya memahami dulu bagaimana orang-orang Afrika menjadi Muslim. Bagaimana Islam bisa dianut oleh orang-orang Afrika.

Sejarah Islam di Afrika berkaitan dengan perdagangan. Islam pertama kali dibawa ke Afrika oleh para pedagang Timur Tengah pada sekitar abad 10. Para pedagang Muslim itu menetap dan membaur dengan penduduk setempat. Nilai-nilai Islam meresap dengan perlahan dan damai.

Bersama perdagangan pula, Islam kemudian menyebar ke seluruh penjuru Afrika, mulai dari Gurun Sahara hingga Afrika Barat. Pada awal abad 13, Kerajaan Ghana telah menjadi rekan perdagangan utama komunitas pedagang Muslim.

Sekitar 500 tahun kemudian, budaya dan kepercayaan pun telah melebur. Banyak orang Afrika masuk Islam karena menjalani bisnis dengan Muslim. Rantai mualaf terus bertambah hingga penyebar Islam pun berasal dari ka langan Afrika sendiri.

Penyerapan nilai-nilai Islam berjalan mulus dalam tradisi Afrika. Hingga abad 18 ketika praktik perdagangan budak mencapai puncaknya, komunitas Muslim Afrika ikut terseret ke dalamnya.

Di seluruh Afrika, kala itu, para tahanan perang dijadikan budak. Ada pula yang menjadi budak karena terbelit utang atau melakukan satu kejahatan. Perbudakan ini awalnya muncul dalam skala kecil. Mereka menjadi budak untuk orang-orang di kampung sendiri.

Namun kemudian, permintaan budak juga datang dari benua lain, yakni Eropa dan Amerika. Akibatnya, kegiatan pengadaan budak pun semakin digencarkan, bahkan sering kali dengan cara-cara yang tidak manusiawi. Orang-orang tak berdaya diculik, diancam, dan dipaksa untuk diperdagangkan.

Orang-orang Eropa mencari budak untuk dipekerjakan di tanah-tanah mereka di Pulau Karibia. Begitu juga dengan orang-orang Amerika. Mereka butuh buruh murah dalam skala besar untuk membantu perkembangan negara.

Bagi sebagian besar Muslim yang terseret perbudakan ini, mempertahankan agama ada lah sesuatu yang sulit. Namun, nyatanya mereka tidak diperkenankan menjalankannya. Bahkan, sering kali mereka dipaksa berpindah keyakinan. Segala macam bentuk keislaman, mulai dari cara berpakaian hingga nama, diganti secara paksa. Jejak-jejak Islam pun nyaris sirna dari identitas mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement