Selasa 23 May 2017 04:29 WIB

Palestina Negeri Persimpangan Aneka Suku

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Palestina
Foto: AP
Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Terus menyusuri Masar Ibrahim al-Khalil ke selatan, trek akan menanjak ke perbukitan dari Awarta ke Jabal Aurma. Menuju Jabar Aurma, aroma Persia amat tercium dengan adanya tumbuhan salvia (sage) liar dan oregano. Di puncak Jabar Aurma terdapat enam ruang penyimpanan bawah tanah dari batu. Tempat itu digunakan untuk menyimpan logistik selama masa pengepungan Palestina.

Tidak pernah ada keraguan bahwa Palestina memang jadi negeri persimpangan aneka suku, peradaban, hingga pertempuran yang menyisakan banyak hal untuk digali dan ditemukan kembali.

Lereng Lembah Yordania juga bukanlah tempat yang mudah untuk bertani karena posisinya yang berada pada 800 kaki di bawah permukaan laut. Namun, warga lokal tidak menyerah dan tetap menanam gadum. Kadang, pemandangan di sepanjang jalur juga membuat pilu.

Di Desa Douma yang terletak sekitar 25 kilometer di tenggara Nablus, seorang bayi 18 bulan bernama Ali Dqabsheh bersama orang tuanya tewas dalam serangan yang membakar rumah reyot mereka pada 2015. Dua tahun berlalu, kesedihan masih menggantung di langit desa itu. Kenyamanan dunia tampak tidak pernah menyentuh, apalagi menghapus kesedihan tanah itu.

Di Douma, rumah-rumah tradisional dari batu harus beradu dengan rumah-rumah modern. Kehidupan desa selalu tampak sama di mana saja: burung-burung bebas beterbangan, sawah atau ladang yang mengelilingi permukiman, dan para pria yang pergi ke sawah dan ladang. Hiburan warga adalah apa yang mereka ciptakan sendiri, seperti suling kayu dan lagu-lagu berbahasa setempat.

Mendekati selatan, ada mata air Ain Samiya yang jadi sumber mata air untuk kota tiga agama, Yerusalem. Di beberapa bagian lainnya, kehidupan tampak kontras. Di Kafr Malik ada warga desa yang menyewakan kamar-kamar di rumah bertingkat nan elegan milik mereka dengan hiasan interior dari bordir tradisional beraneka warna. Pakaian sebagian mereka pun menunjukkan strata sosial di atas biasa.

Di sana, warga setempat juga menyewakan pakaian tradisional setempat. Turis Yahudi dari Amerika dan Amerika Latin cukup sering ke Kufr Malik dan penduduk setempat menerima mereka dengan baik. Sebagian warga, bahkan masih bercakap dalam Bahasa Spanyol karena pernah bekerja di Amerika Latin. Sebagian keturunan warga desa itu, bahkan bertahan di Brasil hingga hari ini.

Dari sana, perjalanan bisa diteruskan ke Abu Taybah, masih di Kufr Maik. Tempat itu merupakan satu-satunya pusat produksi minuman beralkohol di Tepi Barat. Bisnis yang dijalankan warga Palestina Nasrani.

Di jalur ini juga ada asrama agama Mar Saba dari zaman Byzantium. Terletak di Lembah Kidron, tempat itu merupakan salah satu tempat tertua di Palestina. Adapula bangunan keagamaan St George di Lembah Yordania. Pejalan juga bisa berlanjut ke sebuah padang bernama Nabi Musa yang konon jadi tempat istirahat terakhir Musa AS.

Ujung rute Masar Ibrahim al-Khalil dari utara ke selatan berakhir di Hebron, kota tua yang jadi pusat konflik selama bertahun-tahun. Area warga Muslim dan Yahudi benar-benar jelas pemisahannya. Kadang, wisatawan dapat melihat wisatawan lain beribadah dalam cara agama masing-masing di satu kota itu, Muslim melaksanakan shalat dan Yahudi melakukan ibadahnya sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement