Ahad 13 Dec 2015 20:43 WIB

Komunitas Muslim Melayu di Sri Langka

Rep: c32/ Red: Agung Sasongko
Muslim Sri Langka
Muslim Sri Langka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak kalah penting adalah keberadaan komunitas Muslim Melayu. Konon, orang- orang Melayu mulai datang ke Sri Lanka pada abad ke-13 lewat ekspansi seorang raja dari Semenanjung Melayu. Raja bernama Chandra Bhanu ini berkuasa selama 50 tahun di bagian utara Sri Lanka.

Dilansir dari Sri Lanka Heritages, sebagian besar imigran Melayu awal adalah tentara, yang dikirim pemerintah kolonial Belanda dan memutuskan untuk menetap di pulau itu. Imigran lain adalah kaum eksil dan anggota keluarganya yang diasingkan ke Sri Lanka dan tidak kembali lagi ke tanah air.

(Baca: Tokoh Buangan dan Islam di Sri Lanka)

Salah satu tokoh Indonesia yang tercatat pernah diasingkan ke pulau seluas 66 ribu km persegi itu adalah Amangkurat III. Sawijineng princes panggedening kaoem pemberontak ing Betawi lan 40 wong kaoeme, dening pemerintah Walanda diboeang ing Ceylon, tulis sumber lokal.

 

Dikatakan pula oleh Murad Jayah dalam "The Plight of the Ceylon Malays Today", "Pada 1709, Susuhunan Amangkurat Mas, sang raja Jawa, diasingkan ke Sri Lanka oleh Belanda bersama seluruh pengiringnya. Dia dibuang pada 1723 bersama 44 pangeran Jawa, para bangsawan yang menyerah dalam pertempuran Batavia, serta keluarga mereka.

"Keluarga ini membentuk fondasi masyarakat Melayu yang terus tumbuh." Raja bergelar Sri Susuhunan Amangkurat Mas atau Amangkurat III atau Sunan Mas ini wafat di Sri Lanka pada 1734.

(Baca Juga: Islam di Sri Langkah, Ini Catatan Ibnu Batutah)

Selain Amangkurat III, tokoh lain adalah Syekh Yusuf al-Makassari. Ketika perlawanannya di Banten berhasil dipadamkan, Belanda mengasingkan ulama besar ini ke Sri Lanka.

"Kita hanya sedikit sekali mengetahui tentang kehidupan orang-orang buangan sebelum abad ke-18, tetapi tidak disangsikan lagi, al-Makassari merupakan tokoh Melayu Indonesia paling menonjol yang pernah diasingkan Belanda ke Sri Lanka," catat Azyumardi Azra dalam Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement