Senin 10 Aug 2015 17:20 WIB

HM Arsyad Thalib Lubis, Ulama Kristologi Al-Washliyah Nan Cerdas (2-habis)

Rep: Amri Amrullah/ Red: Indah Wulandari
HM Arsyad Thalib Lubis
Foto: kabar al washliyah
HM Arsyad Thalib Lubis

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Karena keilmuannya yang mendalam, Arsyad Thalib Lubis digelari 'Syeikh'. Ia sering dipanggil Syeikh Muhammad Arsyad Thalib Lubis. Ketertarikannya menjadi seorang Kristolog atau pakar dalam bidang Kekristenan sudah tampak sejak memasuki usia 20 tahunan.

Pada usia 26 tahun, buku pertamanya, Rahasia Bible terbit pada 1934 dan dicetak ulang pada 1926. Buku ini pun menjadi pegangan mubaligh dan dai Al Washliyah dalam mensyiarkan Islam di Porsea, Tapanuli Utara.

Kristologi yang dijadikan alat dakwah oleh Arsyad Thalib Lubis merupakan respon terhadap gerakan zending Kristen yang masuk ke Sumatra Utara. Sejarah Zending Kristen yang masuk ke Sumatera Utara berusaha untuk menyebarkan Injil di kalangan masyarakat Batak.

Inilah buah motivasi Sir Thomas Stamford Raffles, wakil kerajaan Inggris di Sumatra. Seorang antroplog Jerman, Frans W. Junghum (1804-1864) diutus pemerintah Belanda membuat kajian di Tanah Batak.

Hasil penelitiannya berjudul Keadaan Tanah Batak menarik missionaris Van Der Tuuk untuk mengkristenkan orang Batak pada tahun 1848. Dan puncak gerakan kristenisasi di Tanah Batak adalah dengan hadirnya pendeta Ludwig I Nommensen hingga ia meninggal di Sigumpar 1918.

Dari Nommensen inilah masyarakat Batak memeluk Kristen, hingga setidaknya 180 ribu orang telah dibaptis pada saat itu.

Maka dari pelajaran sejarah inilah, Muhammad Arsyad Thalib Lubis mengambil pelajaran mencoba mendakwahkan Islam kembali di tanah Batak. Dia keluar masuk kampung yang ada di Tanah Batak dan Tanah Karo untuk berdialog dan berdiskusi tentang kristianitas.

Tidak sedikit penduduk kemudian memeluk Islam. Berkat peran mubalighnya, puluhan ribu orang dari Tanah Batak dan Karo ada yang kembali masuk Islam.

Bahkan,menjelang akhir hayatnya ia telah mengislamkan tidak kurang dari dua ratus orang di Kabupaten Deli Serdang. Ia juga tidak gentar untuk menggelar dialog dengan para pendeta dan misionaris di sana. Beberapa diskusinya bahkan telah menjadi buku berjudul, 'Rahasia Bible, Keesaan Tuhan Menurut Kristen dan Islam, Perbandingan Agama Islam dan Kristen, dan Berdialog dengan Kristen Adventis'.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement