Senin 29 Jun 2015 12:00 WIB

HM Basioeni Imran, Maharaja Imam Pembaharu Pendidikan Sambas (2-habis)

Rep: Amri Amrullah/ Red: Indah Wulandari
Ponpes Basiuni Imran
Foto: ponpesbasiuni
Ponpes Basiuni Imran

REPUBLIKA.CO.ID,SAMBAS -- Ketika Jepang masuk ke Sambas dan meletusnya serangan tentara Jepang, Schakel School terpaksa ditutup sementara. Sekolah ini dibuka kembali setelah Belanda kembali masuk ke Sambas.

Selain pendidikan agama, sekolah ini juga mengajarkan ilmu pengetahuan umum. Kala itu, jumlah siswa yang belajar mencapai 500 siswa. HM Basiuni Imran terus bersemangat dan tidak henti-hentinya memberikan pembinaan dan perhatian terhadap perkembangan sekolah. Setiap mendapatkan penghasilan, ia selalu menyisihkannya untuk membantu keperluan sekolah.

Berkat Schakel School bercorak Islam ini, Pendidikan Islam di Negeri Sambas semakin maju. Peran lain HM Basiuni Imran ketika ia melihat minimnya umat Islam di Sambas melaksanakan shalat Jumat.

Setiap hari Jumat selalu memberikan pencerahan kepada umat Islam di Masjid Agung Kesultanan Sambas. Pada masa itu, masyarakat desa tidak akan mendirikan shalat Jumat jika jemaahnya kurang dari 40 orang. HM Basiuni Imran kemudian membuat risalah yang diberi nama “Cahaya Suluh.”

Dalam risalah ini diungkapkan dengan sejelas-jelasnya membenarkan bagi umat Islam mendirikan shalat Jumat kurang dari 40 orang.

Berkat risalah inilah masyarakat desa akhirnya berani melaksanakan shalat Jumat kurang dari 40 orang, sehingga akhirnya jumlah jamaah semakin bertambah. Atas semua prestasi tersebut Kerajaan Sambas memberikan penghargaan yang tinggi bagi HM Basiuni Imran.

Pada 22 Oktober 1956 HM Basiuni Imran dinyatakan terpilih sebagai Anggota Konstituante. Perannya di bidang keagamaan dan pembaharuan Islam sudah terkenal di Sambas. Ia bahkan mendapatkan penghargaan dari Presiden Sukarno berupa peti berukir yang berisikan Alquran pada acara peringatan Nuzulul Qur’an di Istana Negara Jakarta.

Pada tahun 1974, HM Basiuni Imran menderita sakit dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Sungai Jawi, Pontianak.

Senin, tanggal 26 Juli 1976, HM Basiuni Imran Maharaja Imam Sambas meninggal dunia di kediamannya di Kota Pontianak. Hari itu juga jenazah HM Basiuni Imran dipulangkan ke Sambas. Pada tanggal 27 Juli 1976 almarhum dikebumikan di Pemakaman Islam Kampung Dagang Timur, Sambas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement