Ahad 26 Mar 2017 09:46 WIB

Wasiat Nabi Ibrahim AS

 Dra Hj.Siti Faizah Ketua Umum PP Salimah 2015-2020
Foto: dok.Istimewa
Dra Hj.Siti Faizah Ketua Umum PP Salimah 2015-2020

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dra Hj Siti Faizah *)

Dunia selalu menghampiri siapapun yang menghendaki. Menikmati fasilitas di dunia ini boleh, asal tidak berlebihan dan terlalaikan. Jika kelalaian menyelinap, berlebihan menyusup, waspada dan segera ingat bahwa ia hanyalah sementara. Meski tampak memukau pandangan, menyenangkan pikiran, menambah selera dan mengasyikkan pendengarnya. Hati tetap setia member tanda sinyal peringatan.

Setiap orangtua bercita-cita tentang masa depan putra-putrinya, berharap kebahagiaan bagi mereka di dunia, tanpa melupakan kebahagiaan di akhirat. Tak hanya orangtua di masa kini, namun sejak dahulu kala. Belajar dari orangtua pilihan Allah Ta’ala, Ibrahim_alaihissalam. Dari sepenggal dialog terakhir dari kehidupan para Nabi kepada anak-anaknya, semoga menjadi sumber inspirasi yang selalu melekat dalam ingatan dan hati, kemudian meneladaninya.

-(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepadanya (Ibrahim), “Berserah dirilah!” Dia menjawab, “Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam. Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub, “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecualI dalam keadaan muslim. Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yakub, ketikadia berkata pada anak-anaknya, “ Apayang kamu sembah sepeninggalku?” mereka menjawab, “Kamu akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Ismail, dan Ishak, (yaitu) Tuhan YangMahaesacdan kami (hanya berserah diri kepada-Nya.” (Qs. Al Baqarah :131-133)

Suatu dialog yang mengajarkan urgensi Islam sebagai satu-satunya agama yang wajib dipatuhi oleh keturunannya. Wasiat yang terus terwariskan mulai dari Ibrahim AS kepada Ishaq AS. Perkataan yang sama disampaikan pula pada cucu Ibrahim, Yaqub AS juga kepada keturunan selanjutnya sampai kapan saja. Wasiat hakiki yang mengandung kebenaran. Wasiat sepanjang masa bagi setiap orang tua yang mengharapkan kebaikan bagi keturunannya. Yakni pesan agar menetapi agama yang lurus, menjadikan hidup penuh makna dan memperelas tujuan hidup bagi manusia, yakni menyembah Allah SWT semata.

Hanya Islam sebagai agama yang berhak diikuti, -sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam..- (QS. Ali Imran : 19). Satu-satunya agama yang benar di hadapan Dzat Yang Maha menciptakan manusia, alamd dan segala isinya. Mencukupi kehidupan dilangit dan bumi, kini dan nanti. Kekuasaan-Nya yang terbentang dijagat raya sebagai petunjuk bahwa ia yang patut dipuji.

Islam agama Allah Ta’ala, agama semua nabi menyeru umat kepadanya. Dimana seluruh umat Islam wajib untuk memperteguh keIslamannya, dengan mempelajari yang benar melalui sumber kebenaran, yakni Alquran, sebagai kitab suci yang diajarkan oleh Yang Mahabenar. Bukan berpedoman pada sikap, perkataan, dan perilaku orang (pemeluknya) yang belum tentu benar dan tidak terjamin kebenarannya, kecuali yang maksum, Muhammad SAW.

Sampai kapapun, ada saatnya dunia mempertontonkan adanya oknum dari umat Islam yang mengatasnamakan Islam justru berlaku tidak senonoh dan mengelabui umat melalui perkataan, pakaian,jabatan, kedudukan dan tampilan lainnya untuk mengeruk keuntungan duniawi dan kepentingan sesaat. Banyak dari umat Muslim yang belum mempelajari Alquran, terkecoh oleh oknum tertentu, sehingga banyak bermunculan kekecewaan pada umat sebagai akibat dari ketidak tahuannya akan mana yang benar-benar, benar (Alquran), sungguh ironis.

Menjaga kepercayaan umat Islam dan generasi mendatang tampaknya tidak ada cara lain, kecuali mengembalikan semangat ingin tahu dan kecintaan mereka terhadap Alquran. Agar umat ini hanya memperayai Kekuatan dan Kekuasaan-Nya. Demikian halnya dalam mengadukan persoalan, memohon pertolongan, dan minta aapapun hajat hidup ini. Hanya ia yang bias memberi, mencukupi kebutuhan dan mrnjawab doa serta permohonan setiap hamba-Nya. –dan siaa yang mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat termasuk orang yang rugi–.  (Qs. Ali Imran ; 85)

Iman dan Islam menjadi benteng pertama dan utama yang ditanamkan pada anak-anak sejak belia. Memperkenalkan Allah SWT sebagai Dzat Yang Maha menciptakan dan Maha Benar. Memperkuat Iman dan Islam dengan mempelajari Alquran dan As sunnah sebagai bekal mengarungi kehidupan fana, agar tidak terlena dengan godaan, cobaan, hambatan yang sulit, beban yang berat, perlawanan yang keras, tipu daya yang licik dan penderitaan yang nyaris diluar kemampuan manusia. Melalui doa yang terus dipanjatkan, agar ia selalu menjaga keturunan kita tetap dalam Iman dan Islam sebagai benteng pertama, terus diasah agar menjadi tokoh. Sehingga bisa menjadi benteng terakhir yang terwariskan pada anak cucu kita.

*) Ketua PP Salimah 2015-2020

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement