Jumat 24 Mar 2017 09:03 WIB

Ketika Mendapatkan Syafaat

Ilustrasi Berdoa di puncak bukit Uhud
Foto: Antara/Zarqoni
Ilustrasi Berdoa di puncak bukit Uhud

Oleh: Moch Hisyam

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syafaat berasal dari kata asy-Syafa' (ganda) yang merupakan lawan kata dari al-Witru (tunggal), yaitu menjadikan sesuatu yang tunggal menjadi ganda, seperti membagi satu menjadi dua, tiga menjadi empat, dan sebagainya.

Sedangkan, secara istilah, syafaat berarti menjadi penengah bagi orang lain dengan memberikan manfaat kepadanya atau menolak mudarat, yakni pemberi syafaat itu memberikan manfaat kepada orang itu atau menolak mudaratnya.

Syafaat ini sepenuhnya milik Allah SWT (QS az-Zumar (39) : 44), kemudian Ia berikan kepada sebahagian hamba-hamba-Nya (malaikat, nabi, para syuhada dan orang-orang saleh) untuk memberikan syafaat kepada sebagian hamba yang lainnya (QS al-Anbiya (21) : 28).

Tujuannya, memuliakan orang yang Allah SWT izinkan untuk memberi syafaat dan memberi manfaat kepada yang diberi syafaat dengan memberikan ampunan melalui perantaraan syafaat tersebut. (Al-Qaulul Muflid 'ala Kitaabit Tauhiid (1/330).

Ketika seseorang mendapatkan syafaat, ia akan mendapatkan kenikmatan yang lebih baik atau kebebasan dari azab-Nya.

Contohnya, orang yang telah menjadi penghuni surga dan berada pada derajat tertentu, derajatnya menjadi lebih tinggi atau orang yang beriman yang akan masuk neraka karena dosanya, menjadi tidak jadi memasukinya.

Agar kita mendapatkan syafaat diakhirat kelak, kita harus melakukan amal-amal yang bisa mendatangkan syafaat. Di antaranya, pertama,  bertauhid dan mengikhlaskan ibadah kepada Allah serta ittiba kepada Rasululah SAW.

Nabi SAW pernah ditanya: "Siapakah orang yang paling bahagia dengan syafaatmu pada hari kiamat?" Nabi menjawab : "Yang paling bahagia dengan syafaatku pada hari kiamat adalah, orang yang mengucapkan Laa ilaahaa illallaah dengan ikhlas dari hatinya atau dirinya". (HR Bukhari).

Kedua, shalatnya sekelompok Muslim terhadap mayat Muslim. "Tidaklah seorang mayat dishalatkan oleh kaum Muslimin yang jumlah mereka mencapai seratus, semuanya memintakan syafaat untuknya, melainkan syafa'at itu akan diberikan pada dirinya". (HR Muslim).

Ketiga, selalu bershalawat. "Orang yang paling berhak mendapatkan syafaatku pada hari kiamat adalah, yang paling banyak shalawat kepadaku" (HR Tirmidzi).

Keempat, puasa wajib ataupun sunah dan membaca Alquran. "Puasa dan Alquran akan memberi syafaat kepada seorang hamba pada hari Kiamat kelak.'' (HR Ahmad).

Kelima, senantiasa berdoa setelah azan. "Barang siapa yang membaca ketika mendengar adzan 'Ya Allah, Rabb pemilik panggilan yang sempurna ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al-Wasilah (derajat di surga), dan keutamaan kepada Muhammad, dan bangkitkan beliau sehingga bisa menempati maqam terpuji yang engkau janjikan'. Maka, dia berhak mendapatkan syafa'atku pada hari Kiamat". (HR Bukhari).

Keenam, istighfar anak untuk orang tuanya. "Sesungguhnya Allah Ta'ala mengangkat derajat seorang hamba yang saleh ke dalam surga, hamba ini berkata: "Wahai Tuhanku dari manakah aku mendapatkan hal ini?" Maka, Allah menjawab: "Dengan Istighfar yang dimintakan oleh anakmu." (HR Ahmad).

Untuk itu, selain kita melakukan ibadah, baik wajib maupun sunah hendaknya kita memperbanyak amalan yang bisa mendatangkan syafaat Allah sehingga di akhirat kita mendapatkan kenikmatan lebih baik atau dibebaskan dari siksa. Wallahu'alam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement