Kamis 11 Feb 2016 22:15 WIB

Menjadi Manusia Burung

Burung kicau jenis Lovebird.
Foto: Alamtani.com
Burung kicau jenis Lovebird.

Oleh Eva Nuramida

REPUBLIKA.CO.ID, Burung adalah salah satu makhluk yang ditundukkan oleh Allah SWT bagi manusia, guna dinikmati dan dijadikan ibrah dalam kehidupan. Telah menjadi kehendak Allah bahwa burung menjadi ayat qauliah (tersurat) dan kauniah (tersirat). 

Dalam Alquran terdapat kisah burung hudhud yang kecil, tetapi mampu mengerjakan sesuatu yang melebihi bentuk fisiknya. Dalam hadis Rasulullah saw disebutkan bagaimana burung-burung berangkat di pagi hari dalam keadaan perut kosong, dan kembali di sore hari dalam keadaan perut kenyang oleh makanan. 

Karena itu, manusia diperintahkan oleh Allah SWT untuk selalu membaca ayat-ayat-Nya secara utuh, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Terhadap kisah burung hudhud ataupun eksistensi burung-burung yang hidup di alam semesta ini, terdapat pelajaran yang bisa kita teladani. 

Burung mengajarkan kepada kita untuk memiliki obsesi melebihi bentuk fisik kita, misalnya, fisik boleh kecil, tetapi cita-cita dan idealisme harus lebih besar. Hal ini bukanlah mimpi dan khayalan. Yang membedakan antara kenyataan dan khayalan adalah kemauan dan kesungguhan untuk merealisasikan obsesi, cita-cita, dan idealisme itu. 

Lihatlah hudhud seekor burung kecil mampu memberikan informasi yang tidak diketahui oleh Nabi Sulaiman, bahwa ada kerajaan yang penduduknya menyembah selain Allah SWT dan dipimpin oleh seorang wanita. Burung juga mengajarkan optimisme, tidak boleh berputus asa dalam berbuat, terutama dalam hal pemenuhan hajat dan kebutuhan sehari-hari. 

Bagaimana burung yang sedemikian kecil dari segi fisik itu, begitu besar dalam semangat mencari dan mengais karunia Allah SWT. Keputusasaan hanya akan menjadikan seseorang malas dan berakibat fatal dalam kehidupannya. 

Sesungguhnya burung hanya mempunyai insting, namun mampu mencukupi kebutuhannya, apalagi manusia yang dilengkapi dengan akal. Ini hanyalah sebagian dari apa yang diajarkan burung kepada kita.

Sekarang bagaimana kita bisa membuat diri kita menjadi manusia burung, dalam arti mempelajari dan mengambil pelajaran dari burung dan menjadikan diri mampu berbuat besar, bahkan lebih besar dari apa yang diperbuat oleh burung hudhud. Burung saja mampu, mengapa kita tidak? Wallahu a'lam bishshawab.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement