Rabu 29 Oct 2025 23:12 WIB

Kisah Tempe Benguk dari Kulonprogo, Ajang Kelompok Difabel Buktikan Diri Bisa Berdaya

Mereka menanam keyakinan ketahanan pangan bisa lahir dari tangan siapa saja.

Kelompok Difabel Kalurahan Santika bersama prodk Mucuna Chips
Foto: Dok BSI Maslahat
Kelompok Difabel Kalurahan Santika bersama prodk Mucuna Chips

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebuah kelompok disabilitas yang tergabung dalam Kelompok Difabel Kalurahan (KDK) Santika membuktikan diri jika keterbatasan tak menjadi penghalang untuk berdaya. Kelompok binaan BSI Maslahat ini berhasil mengubah biji koro benguk menjadi tempe dan keripik bergizi bernama Mucuna Chips.

Dari dapur sederhana di Dusun Tegowanu, mereka menanam keyakinan bahwa ketahanan pangan bisa lahir dari tangan siapa saja, termasuk dari mereka yang kerap terpinggirkan.

Baca Juga

Berdasarkan keterangan tertulis kepada Republika, Rabu (29/10/2025), KDK Santika berdiri pada 2022. Mereka mulai mengembangkan usaha benguk pada 2023. Santika yang diambil dari bahasa jawa yakni Sanajan Alpita Nir Tikel Ing Kaliagung, memiliki makna meski memiliki kekurangan tetap bermanfaat di Kaliagung.

photo
Biji karo benguk - (Dok BSI Maslahat)

Filosofi ini pun menjadi ruh perjuangan kelompok difabel yang beranggotakan 10 keluarga atau 34 jiwa. Bagi mereka, benguk bukan sekadar bahan pangan lokal, melainkan simbol semangat untuk tetap berdaya dan bermanfaat bagi lingkungan.

Program ini merupakan bagian dari pilar Mitra Umat BSI Maslahat yang berfokus pada pemberdayaan UMKM dan desa. Melalui dukungan pelatihan, sarana usaha, dan jejaring pemasaran, BSI Maslahat membuka peluang bagi anggota KDK Santika untuk mengelola usaha mereka secara mandiri.

Hingga kini, pendapatan rata-rata penerima manfaat meningkat dari Rp1.271.000 menjadi Rp1.450.000 per bulan. Lebih dari sekadar angka, peningkatan ini mencerminkan tumbuhnya rasa percaya diri dan kemandirian di tengah keterbatasan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement