REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI — Seni kaligrafi Arab kini menembus batas digital. Melalui platform NFT bernama Neokhat, kreator Muslim asal Malaysia, Dato’ Abdul Radzeen membawa nilai-nilai Islam ke dalam dunia blockchain.
Di sela acara Expand North Star 2025 di Dubai pada Senin (13/10/2025), pendiri ThinkQuran ini menjelaskan, proyek Neocat lahir dari gagasan sederhana, yakni bagaimana seni Islam bisa tetap relevan di era digital tanpa kehilangan ruh spiritualnya.
“Kami memperkenalkan kaligrafi Arab dalam bentuk NFT. Ini sesuatu yang baru, terutama untuk pasar Indonesia dan Asia Tenggara,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima pada Selasa (14/10/2025).
Meski demikian, tantangan terbesar bukanlah teknologinya, melainkan edukasi pasar. “Kami harus menjelaskan apa itu blockchain, mengapa NFT penting, dan bagaimana aset digital bisa bermanfaat di masa depan,”ujar dia.
Menurut Radzeen, tujuan utama Neokhat bukan sekadar menjual karya digital, tetapi menyampaikan nilai-nilai keindahan dan kebijaksanaan Islam melalui medium baru.
“Neokhat adalah seni yang menginspirasi hati, sedangkan ThinkQuran membantu orang memahami maknanya,” katanya.“Banyak umat Islam bisa membaca Alqur’an, tapi tidak memahami isinya. Kami ingin menjembatani itu," jelas dia.
Kolaborasi antara Neokhat dan ThinkQuran menjadi model unik yang menggabungkan teknologi dan spiritualitas. Melalui blockchain, mereka menciptakan jejak digital yang tidak bisa diubah, merekam sejarah, makna, dan kepemilikan karya seni Islam secara permanen.“Setiap karya Neocat bukan hanya NFT, tapi juga simbol dakwah modern,” ujar dia.
Radzeen menilai Indonesia berpotensi menjadi pasar penting karena budaya spiritual dan kreativitasnya yang kuat. “Kita hanya perlu membangun kepercayaan dan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana teknologi ini bekerja untuk kebaikan,” kata dia.
Ikuti Whatsapp Channel Republika