REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Presiden Prabowo Subianto telah melakukan reshuffle atau perombakan di kabinetnya. Ada sejumlah pejabat menteri yang diganti.
Namum, kisah perihal reshuffle atau perombakan struktur pemerintahan dengan pergantian jabatan dalam sebuah kekuasaan atau pemerintahan bukanlah sesuatu yang baru. Hal ini juga sempat terjadi di masa sahabat Nabi, yaitu Umar bin Abdul Aziz.
Khalifah Umar diceritakan baru saja melantik seseorang sebagai pimpinan di suatu wilayah. Tak lama, ia mendapat kabar bahwa sosok tersebut pernah menjadi pimpinan yang diangkat oleh Hajjaj bin Yusuf.
Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi, dalam bukunya berjudul Kisah-Kisah Sahabat, menyebut Hajjaj merupakan gubernur yang zalim pada zaman pemerintahan Yazid bin Muawiyah. Segera, Umar bin Abdul Aziz memutuskan untuk membatalkan penunjukkan tersebut.
Mendengar keputusannya ini, orang tersebut berkata, "Aku hanya sebentar bekerja pada Hajjaj." Khalifah Umar lantas menjawab, "Satu hari atau kurang bersamanya, sudah cukup membuat buruk seseorang."
