Kamis 19 Jun 2025 17:49 WIB

Perang Iran-Israel Masuki Hari Keenam, AS Imbau Staf Kedubes Ngumpet di Bunker

Kedubes AS di Israel tegaskan bahwa situasi masih 'berbahaya dan tidak menentu.'

Warga Israel berlindung di ruang bunker perlindungan saat Iran menembakkan rudal serangan balasan ke Tel Aviv, Israel, Ahad (15/6/2025).
Foto: AP Photo/Baz Ratner
Warga Israel berlindung di ruang bunker perlindungan saat Iran menembakkan rudal serangan balasan ke Tel Aviv, Israel, Ahad (15/6/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Israel mengeluarkan instruksi kepada seluruh stafnya untuk berlindung di bunker bawah tanah. Seruan itu menyusul memburuknya situasi keamanan akibat perang yang masih berlanjut antara Israel dan Iran.

Dalam pernyataan resminya, Kedutaan Besar (Kedubes) AS menyebut langkah ini diambil sebagai respons atas kondisi yang dinilai "berbahaya dan tidak menentu."

Baca Juga

Selain itu, Kementerian Luar Negeri AS dikabarkan sedang mengupayakan proses evakuasi warga sipil AS yang masih berada di Israel. Otoritas AS kini terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan jalur aman bagi warganya meninggalkan wilayah yang terdampak perang.

Perang antara Israel dan Iran kini telah memasuki hari keenam. Perang udara ini dimulai pada Jumat (13/6/2025) lalu dengan serangan Tel Aviv ke sejumlah titik di wilayah Iran, termasuk lokasi pengembangan nuklir milik Republik Islam tersebut.

Kemarin, Presiden AS Donald Trump menyerukan Teheran untuk "menyerah tanpa syarat" kepada Israel. Seruan itu dijawab dengan penolakan telak.

Iran tidak akan menyetujui penyerahan tanpa syarat yang dituntut Trump di tengah konflik dengan Israel. Demikian pernyataan Duta Besar Iran untuk Prancis, Mohammad Amin-Nejad pada Rabu (18/6/2025), mengulangi penegasan Teheran.

Amin-Nejad menyatakan, serangan terhadap fasilitas militer Iran tidak akan memengaruhi kemampuan pertahanan Republik Islam ini. "(Ultimatum Trump) ini adalah keinginan yang sama seperti (pemimpin otoritas Israel) Benjamin Netanyahu … Itu tidak akan dilaksanakan sama sekali. Rakyat Iran bersatu dalam menghadapi agresi," kata Amin-Nejad kepada lembaga penyiaran BFMTV.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Al Jazeera
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement