REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis mengungkapkan ciri-ciri orang ibadah puasanya diterima oleh Allah SWT. Salah satunya cirinya, menurut dia, kehidupannya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
"Ciri-ciri orang yang berpuasa, yang diterima puasanya itu kalau selesai puasa, kehidupannya lebih baik daripada sebelum puasa," ujar Kiai Cholil saat tausiyah menjelang buka puasa bersama di Jakarta, Jumat (14/3/2025).
Jadi, kata dia, ada umat Islam yang tidak menjadi lebih baik setelah Ramadan, maka puasanya tidak diterima.
"Ibadahnya tidak lebih baik, kepekaan sosialnya tidak lebih baik, jangan nanya apakah puasa diterima atau tidak, itu pasti tidak diterima," ucap Kiai Cholil.
"Apalagi sampai klaim tidak ada perubahan, klaim mendapat Lailatul Qadar. Saya yakin tidak dapat Lailatul Qadar," kata Pengasuh Pesantren Cendikia Amanah Depok ini.
Dia menjelaskan, ketika melaksanakan ibadah puasa itu pasti juga ada perubahan. Jika selama Ramadhan semakin tidak nyaman dalam berpuasa, maka imannya perlu dipertanyakan.
"Kira-kira ibu bapak sekalian, tambah nyaman tidak tambah hari ini? Kalau meresahkan kapan Lebaran karena tidak makan siang, berarti puasa jadi beban. Imannya sedang buruk," jelas Kiai Cholil.
Sementara, tambah dia, kalau semakin hari justru semakin menikmati ibadah puasa, berarti imannya semakin baik. Menurut dia, hal ini penting untuk menjadi instrospeksi di bulan Ramadhan ini.
"Jadi itu kalau mau menilai dari diri kita. Jadi tidak usah tanya kemana-mana, tinggal ditanya apakah menikmati atau tidak menikmati," ucap Kiai Cholil.