Jumat 07 Mar 2025 15:56 WIB

Ribuan Orang di Penjara Amerika Jadi Mualaf, Mengapa Mereka Tertarik pada Islam?

Masih ada kesalahpahaman yang meluas tentang alasan mereka berpindah agama.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Shalat berjamaah narapidana di penjara Amerika (ilustrasi)
Foto: VOA
Shalat berjamaah narapidana di penjara Amerika (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Setiap tahun, puluhan ribu narapidana di Amerika Serikat (AS) berpindah agama ke Islam saat berada di dalam penjara. Lantas mengapa agama ini bisa menarik begitu banyak orang di balik jeruji besi? 

Islam adalah agama yang paling cepat berkembang di penjara-penjara AS. Hal ini tak terlepas dari peran Tayba Foundation, sebuah organisasi pertama di AS yang menawarkan program pembelajaran jarak jauh dalam pendidikan Islam bagi para narapidana. 

Baca Juga

Direktur Tayba Foundation, Tami Nsour mengatakan, organisasinya telah melayani lebih dari 13 ribu orang narapidana. Dia memperkirakan bahwa sekitar 90 persen dari mereka masuk Islam dan sebagian besar saat berada di balik jeruji besi.

Nsour yakin banyak dari mereka yang pindah agama saat dipenjara karena ada begitu banyak kurungan fisik dan spiritual di penjara dan orang-orang menemukan kebebasan spiritual dalam agama ini.

"Karena ada tingkat kepatuhan, jadi Anda tunduk pada aturan tertentu, ada sholat lima waktu, ada metodenya," ujar Nsour seperti dikutip dari cbsnews, Jumat (7/3/2025). "Mereka melihat bahwa tembok-tembok itu tidak dapat lagi membatasi mereka," ucap dia. 

Salah satu narapidana di Amerika yang telah menjadi mualaf di penjara adakah Muhammad Amin Anderson. Ia tertarik pada Islam karena berbagai alasan, termasuk kebebasan spiritual yang diberikannya. 

Ia masuk Islam sekitar dua tahun setelah menjalani hukuman 30 tahun penjara atas kasus pembunuhan terkait geng. Ia pun memuji Islam karena telah membantunya mendapatkan kembali kemanusiaannya.

"Ketika saya masuk penjara, saya tidak memiliki kemanusiaan saya, tetapi setelah masuk penjara, saya mendapatkan kembali kemanusiaan saya," ujar dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement