Rabu 05 Mar 2025 18:36 WIB

Korban Banjir Sahur dan Buka Puasa di Pengungsian, Ini yang Perlu Diperhatikan

Saat sahur, pengungsi dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang praktis dan bergizi.

Lansia korban banjir mengungsi di posko pengungsian di Pondok Gede Permai, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025). Sebanyak 7 kecamatan di Kota Bekasi terdampak banjir akibat meluapnya Kali Bekasi. Kecamatannya meliputi Jatiasih, Bekasi Selatan, Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bantargebang, Medan Satria, dan Pondok Gede. Terdapat sekitar 20 lokasi posko pengungsian yang disiapkan. Posko-posko ini tersebar di kawasan Perum Pondok Gede Permai dan wilayah terdampak lainnya. Pemerintah Kota Bekasi telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir. Total pengungsi akibat banjir bekasi mencapai 5.000 KK, dengan jumlah jiwa yang terdampak 16 ribu jiwa secara keseluruhan.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Lansia korban banjir mengungsi di posko pengungsian di Pondok Gede Permai, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025). Sebanyak 7 kecamatan di Kota Bekasi terdampak banjir akibat meluapnya Kali Bekasi. Kecamatannya meliputi Jatiasih, Bekasi Selatan, Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bantargebang, Medan Satria, dan Pondok Gede. Terdapat sekitar 20 lokasi posko pengungsian yang disiapkan. Posko-posko ini tersebar di kawasan Perum Pondok Gede Permai dan wilayah terdampak lainnya. Pemerintah Kota Bekasi telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir. Total pengungsi akibat banjir bekasi mencapai 5.000 KK, dengan jumlah jiwa yang terdampak 16 ribu jiwa secara keseluruhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di Indonesia berisiko terhadap kesehatan masyarakat. Selain risiko cedera fisik akibat terjangan air, ancaman penyakit menular dan masalah kesehatan mental dinilai perlu menjadi perhatian.

Dalam situasi seperti ini, penting bagi masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dan kebersihan diri, serta memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi. Sekretaris Jenderal Himpunan Fasyankes Dokter Indonesia (HIFDI), dr Putro S Muhammad, memberikan beberapa panduan penting terkait hal ini.

Baca Juga

Saat sahur, masyarakat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang praktis dan bergizi, seperti kurma atau nasi dengan lauk pauk yang tersedia. "Jika ada donasi makanan kemasan, pilihlah yang kemasannya aman, tidak terkontaminasi, atau bocor," ujar dr Putro saat dihubungi Republika.co.id pada Rabu (5/3/2025).

Untuk berbuka puasa, air putih dan kurma atau makanan manis sederhana menjadi pilihan yang baik. Jika terpaksa mengonsumsi mi instan, kurangi penggunaan bumbu untuk meminimalisasi kandungan garam dan pengawet. Hal yang paling penting adalah menghindari makanan basah atau yang terkontaminasi air banjir karena berisiko menyebabkan penyakit.

Banjir meningkatkan risiko penyebaran berbagai penyakit, seperti diare, leptospirosis, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), penyakit kulit, demam berdarah dengue (DBD), dan tifoid. Untuk mencegah diare, cuci tangan dengan sabun atau abu, rebus air sebelum diminum, dan hindari menumpuk sampah.

"Leptospirosis, yang biasa disebabkan oleh kencing tikus, dapat dicegah dengan menjauhi air banjir, terutama jika ada luka terbuka," kata dr Putro.

ISPA dan penyakit kulit dapat dicegah dengan menggunakan masker untuk melindungi saluran pernapasan dan menjaga kulit tetap kering. Untuk mencegah DBD dan tifoid, keringkan genangan air dan masak makanan hingga matang. Bagi penderita penyakit kronis, penting untuk tetap mengonsumsi obat secara rutin dan memantau kondisi kesehatan ke petugas kesehatan.

Bencana alam seperti banjir tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. Dokter menyarankan tetaplah menjaga rutinitas ibadah, seperti sholat berjamaah, dan hindari paparan berita traumatis yang berlebihan. "Kelola stres dengan teknik grounding yaitu fokus pada lima benda di sekitar Anda untuk meredakan panik," ujarnya.

Prioritaskan juga dukungan bagi kelompok rentan, seperti anak-anak, lansia, dan ibu hamil, dalam akses logistik dan bantuan lainnya. Pencegahan penyakit dimulai dari kebersihan personal. Oleh karena itu, upaya respons cepat dalam distribusi air bersih sangat penting.

"Air bersih adalah kebutuhan mendasar yang harus segera dipenuhi untuk mencegah penyebaran penyakit," ujar dr Putro. Dengan menjaga kebersihan diri, mengonsumsi makanan yang sehat, dan menjaga kesehatan mental, diharapkan masyarakat dapat melewati masa sulit ini dengan kondisi kesehatan yang optimal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement