Senin 24 Feb 2025 21:50 WIB

Ingin Raih Keberhasilan? Simak Pesan Waketum MUI KH Marsudi Syuhud Berikut

Keberhasilan terletak pada keberanian memulai usaha kapan pun.

Waketum MUI, KH Marsudi Syuhud berbagi kunci kesuksesan.
Foto: Dok Istimewa
Waketum MUI, KH Marsudi Syuhud berbagi kunci kesuksesan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wakil Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia (MUI), Dr KH Marsudi Syuhud, berbagi pesan inspiratif tentang pentingnya memulai dalam kehidupan dan berbisnis.

Dia menekankan bahwa kunci untuk meraih keberhasilan adalah dengan memulai dari sekarang, tanpa menunda-nunda.

Baca Juga

“Karena besok belum tentu kita hidupnya sampai besok," ujarnya pada acara Haflah Akhitussanah Majlis Dzikir & Talim Pesantren Ekonomi Darul Uchwah, di Kedoya, Jakarta Barat, Sabtu (22/2/2025).

Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa momen yang ada saat ini adalah titik tolak utama untuk meraih keberhasilan, sehingga tidak ada alasan untuk menunda aksi.

“Yang benar adalah memulai,” kata dia, sembari menekankan demikian juga dalam hal bisnis. Yang benar adalah memulai. Mulai kapan saja, mulai jangan besok, karena besok belum tentu hidupnya sampai besok. Besok itu belum datang, jangan takut hari esok, karena besok belum datang, jangan menunda hari esok untuk memulai, karena hari esok belum datang, dan tidak usah ketakutan hari kemarin, karena hari kemarin sudah berlalu.

“Wong sudah berlalu tapi ko masih ketakutan hari kemarin, hari esok belum datang kok masih ketakutan wong belum datang. Yang ada adalah detik ini, hari ini kita mulai," jelasnya.

Selanjutnya, dia menambahkan bahwa dalam konteks kehidupan, setiap usaha yang dibangun harus dilanjutkan.

“Itu dalam konteks kehidupan, baru dibangun, dibangun, dibangun, diteruskan, dilanjutkan, dilanjutkan, dilanjutkan. Maka konsep saya, saya memulai, saya harapkan ada yang melanjutkan gitu. Maka sudah enam tempat yang saya mulai, tinggal dilanjutkan," tambahnya.

Menurutnya, tidak perlu menunggu kondisi besok atau modal yang paling pas untuk memulai, sebab seorang entrepreneur sejati adalah orang yang mampu mengubah dari tidak ada menjadi ada dalam definisi Darul Uchuwah.

Tidak ada menjadi ada, memulai detik ini bukan esok-esok belum ada, setelah mulai diteruskan, diteruskan, diteruskan kasih kegiatan.

“Itu lama-lama akan kelihatan kontruksinya, bangunannya, baik bangunan kegiatan atau bangunan fisik, orang itu ngejar fisik terus, belum tentu ngejar fisiknya, isinya ada, maka ketika kita sudah mulai, entah adanya di mana itulah yang harus dilanjutkan,” katanya.

Selanjutnya, dia menambahkan bahwa semangat untuk memulai harus dipadukan dengan kreativitas karena di tengah banjir informasi dan keinginan yang terus berdatangan, kemampuan untuk menyortir dan memprioritaskan keinginan menjadi sangat penting.

“Memulai adalah kunci dari segala hal, baru dipupuk digedein-digedein. Pertanyaannya duitnya mana? Orang itu belum apa-apa yang ditanyain duitnya dari mana? Sebab mau mulai itu tidak harus pakai duit, memulai adalah pakai kreativitas, apa? Mau ngapain? Kreatif di situ,” ungkapnya.

BACA JUGA: 'Israel Telah Menjadi Bahan Tertawaan di Timur Tengah'

Selanjutnya, mengenai pentingnya memprioritaskan keinginan dalam menghadapi keterbatasan sumber daya serta mengelola anggaran dengan efisiensi. Dia mengajak seluruh hadirin yang hadir untuk segera memulai dengan kreativitas dan semangat tinggi tanpa menunggu kondisi ideal.

“Keinginan tidak terbatas, tapi sumber daya terbatas, al-mawarid mahdudah wa raghabat ghairu mahdudah, ini penting. Ini kaidah, sumber daya terbatas, tapi keinginan orang tidak terbatas, apa yang harus dilakukan?"

photo
Agar bisnis mampu bertahan - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement