REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Militer Israel membebaskan puluhan tahanan Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, dari Penjara Ofer di sebelah barat Ramallah di Tepi Barat yang dijajah Israel.
Pembebasan tersebut terjadi pada Ahad (19/1/2025) malam hingga Senin (20/1) pagi, menandai tahap pertama dari kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel, yang difasilitasi oleh mediator internasional dan regional.
Para tahanan yang dibebaskan diangkut dengan bus-bus bertuliskan lambang Komite Palang Merah Internasional, dikawal oleh kendaraan-kendaraan Palang Merah, saat mereka kembali ke rumah mereka, dikutip dari laman Palestine Chronicle, Senin (20/1).
Di antara mereka yang dibebaskan adalah Khalida Jarrar, seorang pemimpin terkemuka Front Populer untuk Pembebasan Palestina, yang disambut oleh keluarganya di Ramallah. Wartawan Bushra At-Tawil, juga termasuk di antara mereka yang dibebaskan, tiba di rumahnya di Al-Bireh.
Selain mereka yang berasal dari Tepi Barat, Israel juga membebaskan beberapa tahanan Palestina dari Yerusalem, dan langsung memulangkan mereka ke rumah masing-masing di kota tersebut.
Organisasi-organisasi hak asasi manusia Palestina mengonfirmasi bahwa 90 tahanan, termasuk 20 anak-anak, merupakan bagian dari kelompok pertama ini, sebuah langkah yang sangat dibutuhkan untuk meringankan penderitaan keluarga-keluarga Palestina yang tercabik-cabik oleh penjajahan yang sedang berlangsung.