Ahad 12 Jan 2025 06:08 WIB

Kebakaran California, Donald Trump Diminta Tanggapi Sains dengan Serius

Tantangan cuaca ekstrem yang diakibatkan perubahan iklim dinilai kian memburuk.

Rep: Lintar Satria/AP/ Red: Qommarria Rostanti
Kebakaran besar melanda kawasan Pacific Palisades, Los Angeles, California, Selasa (7/1/2025) waktu setempat. Kebakaran hutan yang dipicu oleh angin kencang melanda lereng bukit Los Angeles, menghanguskan sedikitnya 770 hektare lahan termasuk permukiman warga. Kebakaran terus meluas akibat hembusan angin kencang. Evakuasi sedang dilakukan karena potensi ancaman terhadap nyawa dan harta benda. Sebanyak 30.000 orang dievakuasi akibat kebakaran tersebut yang saat ini terus meluas.
Foto: AP Photo/Ethan Swope
Kebakaran besar melanda kawasan Pacific Palisades, Los Angeles, California, Selasa (7/1/2025) waktu setempat. Kebakaran hutan yang dipicu oleh angin kencang melanda lereng bukit Los Angeles, menghanguskan sedikitnya 770 hektare lahan termasuk permukiman warga. Kebakaran terus meluas akibat hembusan angin kencang. Evakuasi sedang dilakukan karena potensi ancaman terhadap nyawa dan harta benda. Sebanyak 30.000 orang dievakuasi akibat kebakaran tersebut yang saat ini terus meluas.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penasihat Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bidang perubahan iklim mengatakan kebakaran hutan di Los Angeles menjadi peringatan pentingnya menanggapi sains dengan serius. Kebakaran di California menewaskan setidaknya 10 orang dan menimbulkan kerugian miliaran dolar AS.

Penasihat kebijakan iklim Biden, Joe Podesta, mengatakan salah satu peristiwa ikonik di periode pertama Presiden terpilih Donald Trump adalah saat ia melempar handuk ke korban badai di Puerto Rico. Banyak yang mengkritik Trump tidak menghormati para korban terutama setelah ia membantah korban jiwa Badai Maria yang hampir 3.000 orang.

Baca Juga

"Anda akan berharap ia sudah belajar dari reaksi publik saat itu, yaitu: Anda harus menanggapi sains dengan serius, Anda harus menanggapi fakta dengan serius, Anda harus menanggapi ancaman dengan serius," kata Podesta, Jumat (10/1/2025).

Podesta mengatakan seperti dalam bencana yang sedang terjadi di California. Tantangan-tantangan cuaca ekstrem yang diakibatkan perubahan iklim kian memburuk. Ia berharap di periode keduanya Trump menanggapi sains lebih serius dibandingkan di periode pertama.

Trump yang merupakan politisi Partai Republik tidak memberi banyak simpati pada korban kebakaran hutan di Los Angeles. Pada pekan ini ia justru mengatakan dapat menanggulangi krisis dengan lebih baik, dan menyalahkan Gubernur California Gavin Newsom yang berasal dari Partai Demokrat.

Trump mengkritik kebijakan pengelolaan hutan Newson dan mengeklaim tanpa memberikan bukti, upaya konservasi ikan yang dilakukan pemerintah negara bagian, bertanggung jawab atas keringnya hidran kebakaran di daerah perkotaan. Pekan ini Trump dan tim transisinya sudah memberi sinyal akan mengubah kebijakan mitigasi perubahan iklim Biden.

Seperti standar polusi untuk pembangkit listrik, mobil dan truk. Tapi Podesta mendesak dalam hal ketahanan iklim seperti memperkuat infrastruktur yang lebih kuat menghadapi perubahan iklim, Trump harus mendengar para ilmuwan dan pakar.

“Setidaknya jika menyangkut masalah ketahanan dan adaptasi, menurut saya, itu bukan masalah liberal atau konservatif. Itu bukan masalah negara bagian merah (Partai Republik) atau biru (Demokrat). Itu terjadi di seluruh negeri," kata dia.

Ia merujuk Badai Helene, yang menghancurkan North Carolina dan negara bagian lain yang dikuasai Partai Republik di musim gugur lalu. "North Carolina terbiasa dengan kerusakan akibat badai, tetapi tidak di pegunungan dan tidak di Asheville," kata Podesta.

Podesta menyebut sebaiknya Trump dan timnya mendengar para pakar dari Badan Administrasi Atmosfer dan Kelautan (NOAA) AS dan Badan Antariksa AS (NASA). "Dan mulai membuat rencana dan bersiap pada apa yang tampaknya peningkatan resiko tantangan cuaca ekstrem di seluruh negeri," kata Podesta. 

Advertisement

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
  • Para pakar hendaknya mampu adaptasi terhadap sistem/transisi energi alamiah yg tidak pernah salah, untuk mengembalikan nilai dan kondisi alam diatmosfer dan itu tampak pada inclinasi bumi dan perjalanan/cyclus matahari dan bulan. Oleh karena hasil kolaborasi 3M berupa udara tak sinkron dgn konsumsi combution system. Alam semesta setiaphari selalu memberikan kesegaran dipagi hari. Tapi mengapa atmosfer memanas dan hujan lokal timbulkan banjir bandang dgn waktu yg singkat, seakan proses transisi sifat dan volume mendung dilangit menjadi hujan keluar dari sistemnya. Bagaimana dgn prinsip ilmu fisika murni? Kita mencari kinetik enerji dgn mengembangkan termodinamika dgn segala resiko/residu ikutannya. Artinya selama ini kegagalan menyadap kinetik alami terjadi (cool @ mechanism) sangat terbatas karena nilai konstruksinya mahal dan tak mampu optimalisasi outut hingga membebani ekonomi negara2 miskin/berkembang dan setelah th 2060 target NZE akankah tercapai? Kinetik energi bersih Clean and Cool Mechanism system, bisa diwujudkan oleh para pakar energi/fisika untuk menjawab tantangan pemanasan dan kebutuhan enerji bersih demi masa depan kelangsungan hidup dimuka bumi. Smoga apa yg kami tulis ini mampu mewujudkan kebersamaan umat menyelamatkan generasi penererus dimuka bumi.
    2 Bulan lalu
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement