REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agama Islam yang benar dan sempurna melarang umat manusia bersikap tamak terhadap harta, kedudukan, jabatan dan lain sebagainya. Sebab menurut Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari, sikap tamak akan menjadikan seseorang hina di hadapan Allah SWT.
"Dahan-dahan kehinaan tidak akan tumbuh, kecuali jika yang ditanam adalah benih ketamakan." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam)
Kamu tidak akan mendapatkan kehinaan, kecuali jika kamu tamak dengan sesuatu selain Allah SWT. Tamak kepada selain Allah SWT bisa berupa tamak kepada harta, kedudukan, jabatan, dan lain sebagainya. ltu hanyalah godaan duniawi semata yang akan membuat kamu hina dan rendah.
Kamu akan terus diiringi kerugian dalam setiap amalan. Ketika kamu bersedekah, namun tujuannya ingin mendapat pujian, maka kamu akan mendapatkan kehinaan di hadapan-Nya, walaupun kamu mendapatkan pujian di hadapan manusia. Begitu juga halnya dengan amalan-amalan dan berbagai ibadah lainnya.
Jika ingin tamak, maka tamaklah dengan ridho Allah SWT. Apapun yang dilakukan, hendaklah bertujuan untuk mendapatkan karunia-Nya.
Allah SWT Penguasa di alam semesta ini. Hanya Allah SWT yang bisa membuat kamu terkenal atau terpandang di hadapan manusia. Jikalau Allah SWT menginginkannya maka kamu akan dibuat-Nya dikenal manusia dan dihormati.
Sebaliknya, jika Allah SWT ingin menghinakan kamu maka Dia akan merendahkan kamu walaupun kamu berpura-pura baik di hadapan seluruh manusia. Dia adalah Dzat Yang Maha Kuasa terhadap segala sesuatu, dikutip dari kitab Al-Hikam.