Jumat 06 Dec 2024 12:17 WIB

Kisah Mahasiswa Non-Muslim di Kampus Muhammadiyah

Muhammadiyah menyelenggarakan pendidikan untuk semua.

Universitas Muhammadiyah Kupang, Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Foto: dok ist
Universitas Muhammadiyah Kupang, Kupang, Nusa Tenggara Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Ada latar di balik pemilihan Kupang sebagai lokasi Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah pada 4-6 Desember 2024. Seperti diungkapkan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir, kiprah Persyarikatan di sana dan umumnya Nusa Tenggara Timur (NTT) terbilang signifikan.

Di NTT, Muhammadiyah telah mendirikan pelbagai amal usaha, termasuk tiga unit kampus. Ketiganya adalah STKIP Kalabahi, Universitas Muhammadiyah (UM) Maumere, dan tentunya UM Kupang sebagai tuan rumah Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah.

Baca Juga

"Semua itu membuktikan bahwa kehadiran Muhammadiyah untuk semua. Muhammadiyah tidaklah untuk dirinya, tetapi untuk bangsa dan kemanusiaan semesta," ujar Haedar Nashir kepada hadirin pembukaan acara tersebut, Rabu (4/12/2024).

Masyarakat lokal, termasuk dari kalangan non-Muslim, merasakan dampak nyata amal usaha Muhammadiyah. Jefridus Fahik (19 tahun) menuturkan pengalamannya sebagai mahasiswa UM Kupang.

Pemuda dari Desa Raisamane, Kabupaten Malaka, NTT, itu mengaku bangga bisa mengenyam pendidikan tinggi di kampus Muhammadiyah. Menurut dia, UM Kupang menawarkan berbagai kemudahan untuk para mahasiswa, termasuk mereka yang mengalami kendala finansial.

"Di sini (UM Kupang), uang kuliah bisa dicicil. Satu semester bisa cicil Rp 1 juta hingga lunas," ujar mahasiswa yang beragama Katolik ini kepada Republika, Kamis (6/12/2024).

photo
Jefridus Fahik, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kupang. - (republika hasanul rizqa)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement