REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak mahkota ratu Inggris resmi disandang Ratu Elizabeth pada 1558, Ratu Elizabeth menjalankan kebijakan luar negeri dan ekonomi dengan menjalin kerjasama negara-negara Islam. Ratu Elizabeth juga pernah menjalin hubungan diplomatik dengan Kesultanan Banten.
Hubungan dengan Islam di Nusantara pun pernah terjalin baik antara Kerajaan Inggris dengan Kesultanan Banten. Ketika Ratu Elizabeth dinobatkan sebagai ratu Inggris, sekitar 14 orang Inggris di Banten merayakannya.
Bernard HM Vlekke dalam Nusantara: Sejarah Indonesia mencatat bahwa 14 orang Inggris di Banten memakai pakaian terbaik dan mengadakan parade, berbaris maju mundur, menembakkan senapan dan berteriak “hore” sampai semua penduduk kota lari keluar rumah. Begitu masyarakat Banten berkumpul, orang Inggris itu memberi tahu orang Banten tentang Ratu Elizabeth mereka yang mulia.
James Lancaster yang memimpin pelayaran pertama dengan empat kapal dagang EIC mendarat di Banten pada 1602. Dia menyampaikan surat Ratu Elizabeth untuk Sultan Banten yang bernada penuh persahabatan.
Sultan Banten memberikan izin kepada Inggris untuk membuka kantor dagang. Bahkan, Banten menjadi pusat kegiatan dagang Inggris sampai tahun 1682.
Hubungan baik Inggris dan Banten terlihat juga dengan surat yang dikirimkan oleh Sultan Banten kepada Raja James I, pengganti Ratu Elizabeth. Surat tersebut berisi ucapan selamat atas pengangkatan James I sebagai raja Inggris.
“Raja Banten juga mengucapkan terima kasih atas hadiah yang dikirim oleh Raja James I melalui Jenderal Milton. Sebagai balasannya, Raja Banten mengirimkan dua buah Faizer kepada Raja Inggris,” tulis Titik Pudjiastuti dalam Perang, Dagang, Persahabatan: Surat-surat Sultan Banten.
Faizer diperkirakan sebagai benda yang berat karena satu Faizer disepadankan dengan seekor ternak berkaki empat.
Hubungan baik Inggris dan Banten terus berlanjut. Pada tahun 1681, Sultan Abu Nashar Abdul Qahar atau Sultan Haji mengirim surat kepada Raja Charles II.