REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammadiyah kini genap berusia 112 tahun. Dalam menjalani abad kedua, gerakan Islam ini terus meningkatkan peran dan kontribusinya dalam memajukan umat Islam, bangsa, dan kemanusiaan umumnya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mengatakan, tema milad kali ini adalah "Kemakmuran untuk Semua." Pihaknya menyoroti bahwa implementasi Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, khususnya Pasal 33, masih menemui tantangan yang tidak kecil.
Ketimpangan ekonomi, misalnya, masih menjadi fenomena yang belum bisa diatasi seutuhnya. Padahal, Konstitusi RI menegaskan bahwa "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
Sebagai bagian integral dari perjalanan bangsa dan negara Indonesia, Muhammadiyah terus berusaha dan bekerja keras membangun kehidupan kebangsaan yang bermakna. Harapannya, kemakmuran rakyat dapat terwujud, sebagaimana janji Kemerdekaan Indonesia.
"Muhammadiyah berkomitmen menjadikan 'Indonesia Berkemakmuran' sebagai bagian integral dalam wawasan 'Negara Pancasila Darul 'Ahdi Wa Syahadah,'" ujar Haedar Nashir dalam pidato Milad ke-112 Muhammadiyah, Senin (18/11/2024).
Dalam Negara Pancasila sebagai “Darus Syahadah”, sambung dia, Muhammadiyah dan umat Islam harus siap bersaing (fastabiqul khairat) dan bekerja sama (ta’awun) dalam kebaikan. Hal itu bertujuan memakmurkan dan memajukan kehidupan bangsa dengan
segenap kreasi, inovasi, dan strategi yang terbaik.