Jumat 08 Nov 2024 21:17 WIB

Riset: Kalahkan Aktivis dan Pemerintah, Ulama Paling Dipercaya dalam Isu Iklim

Penting untuk menyelaraskan solusi iklim dengan ajaran Islam.

Direktur Purpose Longgena Ginting
Foto: Dok Purpose
Direktur Purpose Longgena Ginting

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemuka agama dinilai menjadi  pihak yang paling dipercaya oleh masyarakat dalam membahas isu iklim. Riset dari Purpose mengungkapkan, sebanyak 22 persen responden membawa pemuka agama Islam (ulama) bertengger di posisi pertama dalam pembahasan isu iklim yang lebih tinggi dari aktivis lingkungan (19%), pemerintah nasional (11%) dan ilmuwan (9%).

Hal ini menunjukan peran vital untuk melibatkan pemuka agama dalam menyuarakan isu lingkungan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi iklim di tingkat akar rumput, demikian riset yang dipaparkan Purpose dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Kamis (8/11/2024).

Baca Juga

Survei ini melibatkan 3.000 responden Muslim dan 100 tokoh agama Islam untuk menangkap persepsi, sikap, dan peran mereka dalam mendorong aksi iklim. Temuan utama riset antara lain adalah lapangan pekerjaan, kesehatan, dan kemiskinan masih menjadi tiga perhatian utama umat Islam. Sementara isu lingkungan berada di peringkat ke-enam.

Namun demikian, para tokoh agama telah meyakini bahwa perubahan iklim dan kerusakan lingkungan disebabkan oleh aktivitas manusia. Temuan ini menghadirkan perspektif baru dari berbagai penelitian sebelumnya yang cenderung menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menyangkal krisis iklim sebagai akibat aktivitas manusia.

Penelitian kuantitatif dan kualitatif ini menggarisbawahi peran penting ajaran Islam dalam mendorong aksi iklim dan menunjukkan kesiapan komunitas Muslim dalam melakukan aksi-aksi bagi iklim.

photo
Dino Patti Djalal, Pendiri dan Ketua FPCI - (Dok Purpose)

Dino Patti Djalal, Pendiri dan Ketua FPCI, menyatakan, adanya peningkatan religiusitas global, termasuk di Indonesia, penting untuk menyelaraskan solusi iklim dengan ajaran Islam. Mantan duta besar RI untuk AS ini mengungkapkan, memahami hambatan dan kesenjangan adalah kunci mengingat sudut pandang agama sangat penting bagi masyarakat Indonesia.

Longgena Ginting, Country Director Purpose Indonesia, menambahkan, selama 15 tahun terakhir, Purpose telah membangun gerakan dan partisipasi publik, termasuk di kalangan umat Islam. "Kami percaya bahwa temuan ini akan menjadi dasar penting untuk memperkuat aksi iklim di Indonesia," ujar dia.

Dalam tiga tahun terakhir, Purpose telah membangun MOSAIC atau Muslims for Shared Action on Climate Impact, sebuah platform kolaboratif untuk mempertemukan berbagai pemangku kepentingan Islam dalam mendorong aksi iklim, termasuk mendorong dialog dan lobi dengan pemerintah untuk kebijakan yang lebih konkrit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement