Jumat 01 Nov 2024 17:12 WIB

Cak Nun: Menjadi-Khalifah Harus Ada dalam Diri Sendiri

Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi.

ILUSTRASI Manusia.
Foto: Republika/ Yasin Habibi
ILUSTRASI Manusia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi. Hal tersebut berdasarkan firman Allah dalam Alquran surah al-Baqarah ayat ke-30.

وَاِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ اِنِّىۡ جَاعِلٌ فِى الۡاَرۡضِ خَلِيۡفَةً ؕ قَالُوۡٓا اَتَجۡعَلُ فِيۡهَا مَنۡ يُّفۡسِدُ فِيۡهَا وَيَسۡفِكُ الدِّمَآءَۚ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ‌ؕ قَالَ اِنِّىۡٓ اَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ

Baca Juga

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.' Mereka berkata, 'Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?' Dia berfirman, 'Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'"

Budayawan Muslim, Emha Ainun Nadjib memberikan petuah tentang tugas kekhalifahan manusia. Menurut tokoh yang akrab disapa Cak Nun itu, khalifah tentunya harus memiliki pemahaman ilmu pengetahuan dan ada kesungguhan untuk mengelola.

Setidaknya, mengelola ilmu pengetahuan untuk diri sendiri. Jika seseorang ada yang sampai merasakan kelelahan dalam tersesatnya, kata dia pasti ada yang salah dalam pengelolaannya. Mungkin salah pemahaman atau metode.

Menjadi khalifah dalam diri sendiri berarti setiap orang harus mengelola dirinya masing-masing, termasuk memahami batin, hati, pikirannya, serta fisiknya.

“Ketika pandemi (Covid-19) datang dan di rumah saja, tiba-tiba muncul benturan bahwa ternyata selama ini kita hanya mengikuti pengelolaan kolektif orang banyak. Misalnya, jadi apa, disuruh apa, kerja apa sehingga mekanisme sehari-hari bukan khilafah dari dalam diri sendiri melainkan dari luar,” kata Cak Nun seperti dinukil Republika dari video bertajuk "Lelah Tersesat" di kanal Youtube CakNun.com.

Menurutnya, pandemi mengajarkan manusia agar kembali mengelola diri sendiri, misal nomor satu, galilah kreavitas. Ini artinya, berpikir ijtihad dalam mengenal diri sendiri, apa minat dan bakat lalu mengaplikasikan secara sosial.

“Kalau manusia tidak mampu mengelola diri sendiri berarti manusia tidak menjadi makhluk yang dulu Tuhan mengkonsepnya. Setelah dapat mengelola diri sendiri barulah mengelola orang lain,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement