REPUBLIKA.CO.ID, SUMENEP -- Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mulai gencar melakukan penguatan moderasi beragama kepada para guru Sekolah Dasar (SD) di wilayah itu, sebagai upaya untuk mewujudkan pola pikir inklusif dan toleran di kalangan masyarakat.
"Para guru, terutama guru yang mengajar di lembaga pendidikan dasar, penting untuk memahami tentang moderasi beragama, karena sebagai pendidik mereka memiliki tanggung jawab besar untuk membentuk karakter dan pemahaman anak didiknya mengenai pentingnya toleransi dan kerukunan antar-umat beragama," kata Kepala Kantor Kemenag Sumenep Abdul Wasid di Sumenep, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Moderasi beragama merupakan program prioritas Kemenag RI yang diluncurkan sejak 2018 dan menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 18 Tahun 2020.
Ada sembilan poin dari program penguatan moderasi beragama tersebut, yakni kemanusiaan, kemaslahatan umum, adil, berimbang, taat konstitusi, komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan penghargaan kepada tradisi.
"Salah satu upaya untuk mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dari sembilan kata kunci ini diantaranya dengan cara meningkatkan pendidikan agama yang memadai, mengembangkan program-program edukasi yang mengajarkan nilai-nilai moderat, mendorong kerja sama antar-agama dalam mempromosikan toleransi dan persaudaraan," kata Wasid.
Selain itu tindakan mengekspresikan keyakinan secara berlebihan, juga berpotensi memicu terjadinya konflik.
Kepala Kemenag lebih lanjut menjelaskan, konflik SARA yang sering terjadi di belahan bumi Nusantara selama ini, salah satunya karena dipicu oleh tindakan pemeluk agama yang berlebihan.
"Dengan demikian moderasi beragama ini merupakan jalan tengah untuk mencegah terjadinya radikalisme di masyarakat," katanya.
Karena itu para tenaga pendidik perlu diberi pemahaman tentang moderasi beragama tersebut, serta bagaimana cara mengimplementasikan dalam proses pembelajaran sehari-hari.
"Tujuannya agar para guru ini tidak hanya bisa mencetak generasi yang cerdas secara akademis, akan tetapi juga memiliki sikap toleran dan menghargai perbedaan," katanya.
Kepala Kemenag Sumenep Abdul Wasit menuturkan penguatan moderasi beragama kepada para guru SD dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Sumenep dilakukan secara bergantian di masing-masing kecamatan.
"Hingga kini penguatan moderasi beragama kepada para guru di tingkat SD/MI yang telah mengikuti program ini tiga kecamatan yakni Kecamatan Ganding, Lenteng dan Guluk-Guluk," katanya.
Selain memberikan pelatihan kepada para guru, penguatan moderasi beragama di kabupaten ini juga dilakukan dengan bekerja sama dengan sejumlah organisasi keagamaan, seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).