REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Tajikistan Sirojiddin Muhriddin untuk membahas penguatan hubungan bilateral dan kepentingan bersama di lingkup global.
Dalam pertemuan yang digelar di sela-sela Sidang ke-79 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada Kamis waktu setempat itu, Menlu RI menyoroti pengembangan sumber daya air global sebagai salah satu sektor kerja sama yang berpotensi untuk diperkuat.
“Ke depan, Indonesia tertarik terus memperkuat kolaborasi dalam memajukan agenda air global serta mengembangkan kerja sama di bidang pembangkit listrik tenaga air dan pengembangan PLTS apung,” ucap Retno, menurut keterangan tertulis Kemlu RI yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menurut Retno, kerja sama tersebut wajar karena Tajikistan merupakan salah satu negara yang unggul dalam pemajuan isu air global. Dalam pertemuan tersebut, ia juga memaparkan capaian penyelenggaraan Forum Air Dunia (WWF) ke-10 di Bali, Mei lalu, yang dihadiri PM Tajikistan.
Lebih lanjut, kedua Menlu membahas penjajakan pembukaan Kedutaan Besar RI di Dushanbe serta pengembangan konsultasi politik antara kementerian luar negeri kedua negara sebagai upaya revitalisasi mekanisme bilateral.
Hubungan diplomatik Indonesia-Tajikistan menginjak usianya yang ke-30 pada tahun ini.
Selanjutnya, Menlu RI dan Tajikistan juga membahas penguatan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi antara kedua negara, khususnya untuk memajukan kontak antara pelaku usaha.
Retno pun mengundang para pengusaha Tajikistan untuk hadir dan ikut serta dalam Forum Bisnis Indonesia-Asia Selatan dan Tengah 2024 (INASCA) yang berlangsung di Jakarta pada Oktober mendatang.
Sementara itu, Menlu Muhriddin menyambut baik dan mendukung penuh inisiatif Indonesia menyelenggarakan INASCA 2024. Ia menyatakan akan melibatkan pemangku kepentingan terkait investasi di Tajikistan, seperti bank sentral, kementerian investasi, dan sektor swasta untuk mengikuti acara tersebut.
Muhriddin juga menyatakan harapan untuk memperkuat hubungan antara masyarakat kedua negara, khususnya dengan menambah jumlah mahasiswa Tajikistan yang melanjutkan studi ke Indonesia.