Senin 09 Sep 2024 15:17 WIB

Mengenal Kitab Barzanji, Kitab Rujukan saat Peringatan Maulid Nabi Muhammad

Kitab Barzanji sangat terkenal saat perayaan Maulid Nabi Muhammad.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
 Kitab Barzanji sangat terkenal saat perayaan Maulid Nabi Muhammad. Foto:  Kitab Barzanji.
Foto: blogspot.com
Kitab Barzanji sangat terkenal saat perayaan Maulid Nabi Muhammad. Foto: Kitab Barzanji.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Umat Islam, khususnya di Indonesia akan memperingati Maulid Nabi Muhammad pada 16 September 2024. Biasanya, saat acara peringatan Maulid Nabi, dibacakan sejarah dan riwayat hidup Nabi Muhammad.

Salab satu kitab yang menjadi rujukan adalah Kitab Berzanji. Kitab ini adalah salah satu karya sastra Islam yang terkenal dalam tradisi Melayu dan Indonesia.

Baca Juga

Kitab ini sebagian besar berisi syair-syair atau puisi-puisi yang memuji dan mengagungkan Nabi Muhammad SAW, dan juga beberapa cerita tentang kehidupan beliau.

Kitab Berzanji sangat populer di dunia Islam dan telah dihafalkan dan dibaca oleh banyak orang Muslim di seluruh dunia. Syair-syair dalam kitab ini menggambarkan keindahan dan keutamaan Nabi Muhammad SAW, serta berbagai kejadian luar biasa yang terjadi selama hidupnya.

Dalam buku “Maulid Berzanji” karya Ustadz M Syukron Maksum dijelaskan, Maulid Berzanji merupakan bentuk doa-doa, puji-pujian, dan menceritakan riwayat nabi Muhammad yang biasa dilantunkan dengan irama atau nada.

Kitab ini sebenarnya berjudul “Iqd Al Jawhar fi Mawlid An-Nabiy Al Azhar”, namun lebih terkenal dengan Maulid Barzanji sesuai nama penyusunnya, yaitu Syekh Ja'far bin Hasan bin Abdul Karim bin Muhammad Al-Barzanji.

Sejarah kitab Al barzanji tidak dapat dipisahkan dengan momentum besar peringatan Maulid Nabi Muhammad yang digelar pertama kali. Walaupun, ada banyak pendapat tentang perayaan Maulid Nabi pertama tersebut.

Maulid Nabi atau hari kelahiran nabi Muhammad pada mulanya diperingati untuk membangkitkan semangat umat Islam dalam perang Salib. Sebab, waktu itu umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari serangan tentara Salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan Inggris.

Pada 1099, tentara Salib telah berhasil merebut Yerusalem dan menyulap Masjidil Aqsa menjadi gereja. Sementara, umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan dan semangat ukhuwah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement