Rabu 28 Aug 2024 20:02 WIB

Turki Mengecam Israel yang Berupaya Ubah Status Yerusalem Palestina

Ben-Gvir terkenal karena kontroversi tindakannya yang menyasar warga Palestina.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Masjid al Aqsa.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Masjid al Aqsa.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Turki mengecam Menteri Keamanan Nasional Israel yang radikal bernama Itamar Ben-Gvir atas pernyataannya baru-baru ini yang menyerukan pembangunan sinagoge di Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.

"Pernyataan yang dibuat oleh Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengenai pembangunan sinagoge di Masjid Al-Aqsa adalah contoh baru dan sangat berbahaya dari upaya Israel untuk mengubah status dan identitas Yerusalem dan tempat-tempat suci di Yerusalem,” kata Kemenlu Turki seraya menambahkan bahwa pernyataan tersebut telah menyebabkan kemarahan di dunia Muslim, dikutip dari laman Daily Sabah, Rabu (28/8/2024).

Baca Juga

Pernyataan Kemenlu Turki berlanjut dengan mengatakan bahwa provokasi semacam itu terhadap masjid suci tersebut bersifat ofensif dan menyebabkan ketegangan global.

Menunjuk pada serangan pemerintah Israel terhadap rakyat Palestina, Kemenlu Turki mengatakan kebijakannya mengancam stabilitas regional dan global.

“Sudah saatnya masyarakat internasional mengambil tindakan untuk menghentikan agresi Israel dan melindungi rakyat Palestina,” ujar Kemenlu Turki.

Ben-Gvir terkenal karena kontroversi tindakannya yang menyasar warga Palestina dan Muslim, menyerukan pembangunan sinagoge di kompleks masjid Al-Aqsa, yang dihormati sebagai situs tersuci ketiga bagi umat Muslim.

Gvir yang telah berulang kali mengabaikan larangan pemerintah yang telah lama berlaku bagi orang Yahudi untuk ibadah di situs tersebut, mengatakan kepada Radio Angkatan Darat Israel bahwa jika memungkinkan, ia akan membangun sinagoge di kompleks Al-Aqsa, yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount.

Kompleks Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga bagi umat Islam dan simbol identitas nasional Palestina.

Selain serangan yang sedang berlangsung di Gaza, status Yerusalem tetap menjadi inti konflik Israel-Palestina, dengan warga Palestina berharap Yerusalem Timur, yang sekarang diduduki oleh Israel, pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibu kota negara Palestina di masa mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement