Jumat 21 Jun 2024 19:05 WIB

Israel Tingkatkan Serangan ke Gaza

Gaza mengalami bencana kemanusiaan yang luar biasa.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Muslim Palestina melaksanakan sholat Idul Adha di kota Khan Younis, Gaza Selatan, Ahad (16/6/2024). Warga Palestina di Khan Younis tetap antusias melaksanakan sholat Idul Adha diantara reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Muslim Palestina melaksanakan sholat Idul Adha di kota Khan Younis, Gaza Selatan, Ahad (16/6/2024). Warga Palestina di Khan Younis tetap antusias melaksanakan sholat Idul Adha diantara reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Pasukan Israel menggempur Rafah dan daerah lain di Jalur Gaza serta terlibat dalam pertempuran jarak dekat dengan pejuang yang dipimpin oleh kelompok Islam Palestina Hamas, kata warga dan militer Israel.

Warga mengatakan Israel berupaya untuk menyelesaikan perebutan Rafah, kota di tepi selatan wilayah kantong yang telah menjadi fokus serangan Israel sejak awal Mei.

Baca Juga

Tank-tank Israel menerobos masuk ke bagian barat dan utara kota, setelah menguasai bagian timur, selatan dan tengah. Pasukan Israel melepaskan tembakan dari pesawat, tank, dan kapal di lepas pantai. Sehingga memaksa gelombang pengungsian baru keluar dari kota tersebut, yang telah menampung lebih dari satu juta pengungsi Palestina, yang sebagian besar terpaksa mengungsi lagi.

Dikutip dari laman Arab News pada Jumat (21/6/2024), militer Israel mengatakan pada Jumat bahwa pasukannya melakukan tindakan tepat dan berbasis intelijen di wilayah Rafah, di mana pasukan terlibat dalam pertempuran jarak dekat dan menemukan terowongan yang digunakan oleh militan. Ia juga melaporkan tindakan di tempat lain di daerah kantong tersebut.

Beberapa warga mengatakan laju serangan Israel telah dipercepat dalam dua hari terakhir. Mereka mengatakan suara ledakan dan tembakan yang menandakan pertempuran sengit hampir terjadi tanpa henti.

Lebih dari delapan bulan setelah perang di Gaza, Israel kini terfokus pada dua wilayah terakhir yang belum diserbu pasukannya, Rafah di tepi selatan Gaza dan wilayah sekitar Deir Al-Balah di tengah.

“Seluruh kota Rafah adalah wilayah operasi militer Israel,” kata Wali Kota Rafah, Ahmed Al-Sofi dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media Hamas pada Jumat.

“Kota ini mengalami bencana kemanusiaan dan orang-orang sekarat di dalam tenda mereka karena pemboman Israel,” ujar Ahmed.

Ahmed mengatakan, tidak ada fasilitas medis yang berfungsi di kota tersebut, dan penduduk yang tersisa serta keluarga pengungsi kekurangan kebutuhan minimum sehari-hari berupa makanan dan air.

Data dari Palestina dan PBB menunjukkan bahwa kurang dari 100.000 orang mungkin masih tinggal di sisi paling barat kota tersebut, yang telah menampung lebih dari setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza sebelum serangan Israel dimulai pada awal Mei.

Militer Israel menuduh Hamas menggunakan warga sipil Palestina sebagai tameng manusia, tuduhan itu yang dibantah oleh Hamas.

“Para prajurit menyimpan sejumlah besar senjata yang disembunyikan di lemari di dalam kediaman warga sipil, termasuk granat, bahan peledak, peluncur dan rudal anti-tank, amunisi, dan senjata,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam.

Sayap bersenjata Hamas mengatakan pada Kamis bahwa para pejuangnya telah menyerang dua tank Israel dengan roket anti-tank di kamp Shaboura di Rafah, dan membunuh tentara Israel yang mencoba melarikan diri melalui gang-gang. Belum ada komentar langsung dari Israel mengenai klaim Hamas tersebut.

Di dekat Khan Younis, serangan udara Israel pada Jumat membuat tiga orang Palestina wafat dan syahid, termasuk seorang ayah dan anak, kata petugas medis.

Secara paralel, pasukan Israel melanjutkan serangan baru ke beberapa pinggiran Kota Gaza di utara wilayah kantong tersebut, tempat mereka bertempur dengan militan pimpinan Hamas. Warga mengatakan pasukan militer Israel telah menghancurkan banyak rumah di jantung Kota Gaza pada Kamis.

Pada Jumat, serangan udara Israel di jalan utama di Kota Gaza membuat empat warga Palestina wafat dan syahid, kata petugas medis.

Kampanye darat dan udara Israel dipicu ketika pimpinan Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang Israel, menurut penghitungan Israel.

Serangan Israel menyebabkan kehancuran di Gaza, membuat lebih dari 37.400 orang wafat dan syahid, menurut otoritas kesehatan Palestina, dan menyebabkan hampir seluruh penduduknya kehilangan tempat tinggal dan kemiskinan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement