Mahnad Ath-Thahir dan teman perjuangannya yaitu Imad Druzah menolak untuk menyerahkan diri. Keduanya melakukan baku tembak dengan pasukan Zionis Israel. Kejadian ini menyebabkan kematian Mahnad Ath-Thahir sebagai syahid bersama temannya.
Menteri Pertahanan Israel Binyamin Ben-Eliezer mengadakan jumpa pers pada 1 Juli 2002. Menteri Pertahanan Israel tersebut, menganggap terbunuhnya Mahnad Ath-Thahir adalah merupakan prestasi yang luar biasa yang diraih oleh pasukan Israel dalam serangannya.
Dalam pengejarannya terhadap Mahnad Ath-Thahir, Israel menempatkan pasukannya di berbagai kota Tepi Barat. Israel menuduhnya bertanggung-jawab atas terbunuhnya 117 orang Israel.
Mahnad Ath-Thahir adalah merupakan buronan nomor satu dari kelompok pergerakan Hamas di wilayah Nablus.
Perdana Menteri Israel Ariel Sharon menganggap terbunuhnya Mahnad Ath-Thahir adalah merupakan prioritasnya. Pemerintah Israel menganggap Mahnad Ath-Thahir adalah pemikir dan otak di balik serangkaian kejadian bom bunuh diri di wilayah Israel.
Ariel Sharon memprediksi bahwa terbunuhnya Mahnad Ath-Thahir adalah merupakan pukulan yang sangat telak bagi kelompok Hamas. Dia juga menganggap terbunuhnya Mahnad Ath-Thahir adalah kemenangan dan juga sekaligus prestasi yang besar bagi pasukan Israel.
Setelah wafatnya Mahnad Ath-Thahir, ibunya mengatakan bahwa dirinya sedikit pun tidak pernah membayangkan jika anak bungsunya yang pendiam itu berubah menjadi seorang pahlawan yang agung. Dia merupakan sebagian kecil dari orang-orang yang mampu menyebabkan kematian orang Israel dalam jumlah yang sangat besar.
Ibu Mahnad Ath-Thahir berkata bahwa apa yang dia dengar dari pernyataan orang-orang Israel menjadikan rasa bangga tersendiri bagi dirinya. Dia bangga karena telah berhasil mendidik anak-anaknya mencintai Tanah Air dan syahid. Ayah anak-anaknya sudah wafat lima tahun yang lalu.
Mahnad Ath-Thahir pernah menulis sebuah pesan. Dalam pesannya itu dia berkata, “Kapan saja saya gugur sebagai syahid itu adalah merupakan hadiah bagi Palestina dan Masjid Al-Aqsa yang mulia.”
Dalam pesannya tersebut, Mahnad Ath-Thahir juga berharap untuk dikuburkan di samping gurunya yaitu Syaikh Jamal Manshur. Syaikh Jamal Manshur adalah salah satu pimpinan Hamas yang gugur sebagai syahid bersama enam orang lainnya pada tahun 2001.