Jumat 03 May 2024 20:28 WIB

Jepang Genjot Pariwisata, Bidik Para Wisatawan Muslim dengan Aneka Tawaran

Jepang tingkatkan fasilitas halal untuk wisatawan Muslim

Rep: Mabruroh / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi wisata Jepang. Jepang tingkatkan fasilitas halal untuk wisatawan Muslim
Foto: japan-guide.com
Ilustrasi wisata Jepang. Jepang tingkatkan fasilitas halal untuk wisatawan Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Jepang akan memulai proyek percontohan pada tahun fiskal ini untuk menarik lebih banyak wisatawan asing, seperti vegetarian dan Muslim. 

Kementerian Pariwisata Jepang juga telah menyiapkan subsidi hingga promosi agar menarik para wisatawan asing berkunjung ke negaranya.

Baca Juga

Promosi dan subsidi yang dimaksud antara lain, mempromosikan penggunaan piktogram yang menunjukkan penggunaan bahan-bahan makanan pada restoran Jepang, pengembangan menu untuk pengunjung dan pendirian ruang sholat untuk umat Muslim. 

Promosi ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan asing ke Jepang, karenanya Jepang akan memperluas lagi lingkungan yang nyaman bagi vegetarian dan Muslim. 

Dilansir dari Japan Times pada Jumat (3/5/2024), Kota Okayama telah memiliki fasilitas akomodasi yang dianggap ramah bagi umat Islam. Sedangkan Hitoyoshi, Prefektur Kumamoto, fokus pada promosi makanan halal yang disiapkan sesuai dengan hukum Islam. Kementerian Pariwisata berharap, pemerintah daerah lain juga akan mengikuti jejak kedua kota tersebut. 

Proyek percontohan ini membutuhkan kerja sama antara pemerintah daerah, yang disebut organisasi manajemen destinasi, atau DMO, dan bisnis di industri restoran, hotel, dan perjalanan. Peserta akan menyusun program wisata yang dapat mengakomodasi kebutuhan wisatawan asing dengan beragam budaya dan kebiasaan pola makan mereka.

Kementerian akan memilih sekitar enam tempat sebagai kawasan percontohan, yang akan menerima subsidi negara untuk menutupi biaya barang-barang yang termasuk dalam program wisata.

Syariat Islam melarang umatnya mengkonsumsi alkohol, termasuk mirin (sake masak manis), dan beberapa kecap yang mengandung alkohol, termasuk daging babi. Sedangkan vegetarian, tidak hanya menghindari makan daging dan ikan tetapi juga hidangan yang mengandung kaldu yang terbuat dari hewan.

Proyek percontohan ini akan mendukung pengembangan menu makanan asli Jepang untuk umat Islam dan vegetarian dari luar negeri.

Kementerian juga akan mempromosikan penggunaan piktogram yang memungkinkan bahan-bahan apa saja yang termasuk dalam makanan dan suvenir restoran dapat dipahami secara sekilas.

Subsidi juga akan diberikan untuk mendukung pendirian ruang sholat bagi umat Islam di pusat informasi wisata dan tempat istirahat pinggir jalan michi no eki.

Perkiraan jumlah pengunjung vegetarian setiap tahunnya ke Jepang adalah 1,67 juta pada 2018, sebelum pandemi Covid-19, dengan pengeluaran mereka untuk makanan dan minuman mencapai 45 miliar yen (Rp 4,73 triliun) hingga 60 miliar yen (Rp 6,32 triliun).

Jumlah pengunjung dan jumlah pengeluaran diperkirakan akan tumbuh lebih jauh. Karena jumlah wisatawan dari negara-negara Asia Tenggara dengan populasi Muslim yang besar, seperti Indonesia dan Malaysia, juga terus meningkat, menurut agensi tersebut.

 

Sumber: Japan times

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement