Jumat 01 Mar 2024 10:10 WIB

Jadi Penopang Ekonomi Kreatif, Industri Kuliner Disebut Punya Banyak Tantangan

Penting bagi para pelaku usaha di industri ini untuk tetap berinovasi.

Ilustrasi Kuliner
Foto: republika/mardiah
Ilustrasi Kuliner

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri kuliner (food and beverages/FnB) masih menjadi salah satu penopang utama ekonomi kreatif Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung kontribusi industri kuliner mencapai 34 persen terhadap PDB pada 2023. 

Ekosistem di bisnis kuliner merupakan salah satu hal terpenting yang perlu ditingkatkan. Tidak hanya di sisi bahan makanan saja. Tapi, bagaimana pengolahan dan kemasan juga memiliki permasalahan tersendiri. 

Mulai dari adopsi teknologi mesin pengolah makanan dan pengemasan, hingga untuk kualitas makanan dan efisiensi produksi makanan dan minuman yang siap dikonsumsi masyarakat Indonesia. 

Salah satu perusahaan yang berfokus di bidang pengolahan makanan dan pengemasan adalah Satmesin. Founder Satmesin Indra Skom menilai, belakangan ini, industri kuliner sudah berkembang pesat. 

“Namun, dengan jumlah usaha di bidang kuliner yang semakin bertambah, juga ada tantangan yang perlu dihadapi, seperti persaingan yang semakin ketat, masalah regulasi dan perizinan. Kemudian juga tantangan dalam manajemen usaha dan operasional," kata Indra dalam siaran pers, Jumat (1/3/2024).

Menurutnya, penting bagi para pelaku usaha di industri ini untuk tetap berinovasi, memahami pasar. Selain itu, juga memiliki strategi yang kuat untuk bersaing dan berkembang di tengah persaingan yang semakin sengit.

Indra mengatakan, sejauh ini ada banyak tantangan yang harus ditaklukkan pelaku usaha UMKM kuliner (FnB). Tidak terkecuali dalam investasi peralatan pengolahan makanan dan pengemasan. Beberapa di antaranya adalah efisiensi biaya, ketersediaan dan akses, kualitas peralatan, after sales, dan menemukan para penjual/penyedia yang bertanggung jawab. 

Maka, Satmesin memberikan solusi. Yang pertama adalah Pelatihan dan Pendampingan. UMKM kuliner dapat diberikan pelatihan dan pendampingan tentang penggunaan peralatan pengolahan makanan dan pengemasan dengan efektif dan aman, melalui platform digital, media sosial, serta bekerja sama dalam program pemerintah.

Kedua, penyewaan Peralatan Usaha. Melalui Ayousaha, memberikan layanan Sewa peralatan F&B yang memberikan solusi modal usaha yang minim. Ketiga, Publikasi Usaha Gratis. Program 'SATMESIN untuk UMKM' menjadi Solusi dalam pembuatan konten dan fasilitas promosi usaha gratis untuk membantu memperluas jangkauan pasar UMKM Kuliner.

Keempat, Layanan Purna Jual (after sales) mulai dari garansi produk, instalasi,  proses QC, hingga layanan perbaikan, dan sparepart guna memastikan kepuasan pelanggan dalam jangka panjang. Kelima, Keanggotaan Premium. "Kami memberikan apresiasi lebih kepada pelanggan setia dengan memberikan benefit jaminan mesin pengganti, dan cashback dalam bentuk point reward," katanya.

Hampir 10 tahun berdiri, Satmesin sudah membantu lebih dari 88,327 pengusaha kuliner dalam mendapatkan kebutuhan yang cocok untuk bisnis kuliner nya. Satmesin memiliki cabang di beberapa kota besar serta jaringan layanan purnajual di 33 provinsi di indonesia.

Indra menceritakan, Satmesin juga hadir karena banyaknya pengusaha kuliner yang kesulitan menemukan penyedia peralatan dan teknologi industri kuliner yang bertanggung jawab dalam memberi Pelayanan dan Solusi: Seperti support teknisi cepat, penyelesaian garansi, logistic khusus, training penggunaan, dan fungsi pendampingan untuk alat yang dibutuhkan.

Tahun ini, Satmesin memiliki misi membuka tiga cabang baru di Bandung, Bogor, Bekasi Menurut Indra, tujuan lebih dekat dalam memudahkan masyarakat mendapatkan solusi peralatan kuliner untuk mendukung mereka berani memulai usaha dan berkembang.

"Pastinya Satmesin terus berkomitmen menghadirkan program terbaik kepada para pelaku usaha. Seperti membership, kemudahan bertransaksi, dan menghadirkan teknologi peralatan serta varian produk kuliner yang menarik. Kami berharap dapat terus bertumbuh berkembang berkelanjutan bersama UMKM di industri kuliner Indonesia," kata Indra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement