Libur Ramadhan, Apa yang Harus Dilakukan Santri? Ini Wejangan Habib Taufiq Assegaf

Red: Erdy Nasrul

Rabu 28 Feb 2024 14:45 WIB

Ilustrasi santri mengaji di sebuah pesantren. Foto: Dok BMH Ilustrasi santri mengaji di sebuah pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan santri sejumlah pesantren akan menjalani masa libur panjang. Sepanjang Ramadhan mereka akan beraktivitas di rumah. Mereka akan berinteraksi bersama orang tua dan kerabat. Lalu apa yang harus mereka lakukan selama liburan? 

Dalam kanal Youtube Sunsal Media, Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Habib Taufiq bin Abdulqodir Assegaf memberikan pesan bermanfaat kepada setiap santri yang akan pulang ke rumah pada saat Ramadhan. 

Baca Juga

Langsung pulang ke rumah

Pertama, ketika pulang dari pondok dianjurkan untuk langsung pulang ke rumah tanpa kelayapan dulu. Khawatirnya, orang tua akan kebingungan mencari anaknya yang sudah ditunggu selama setahun tapi ternyata tempat pulangnya bukan ke rumah sendiri. 

Jika santri berangkat meminta izin kepada orang tua maka pulanglah dengan menampakan wajah kepada orang tua lagi. Sikap itu bisa membuat orang tua bangga atas kehadiran anaknya setelah menuntut ilmu. 

Begitupun ketika akan bepergian ke suatu tempat, hendaklah meminta izin kepada orang tua dengan lembut dan tutur kata yang indah. 

Ibadah dan rutinitas di pesantren harus diterapkan di rumah

Kedua, terapkan setiap kebiasan yang sering dilakukan di pondok. Seperti solat berjamaah dan dzikir bisa dilakukan di rumah. Sehingga kebiasaan itu akan menjadi contoh untuk orang tua dan saudara-saudara.

Apalagi sepanjang Ramadhan, membawa Alquran sangat dianjurkan untuk menambah pahala dari pada melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat. 

Kegiatan yang bermanfaat bisa dilakukan dengan menghafal ayat-ayat Alquran, murajaah pelajaran dan hafalan, dan tadabur Alquran. 

Maka dari sana timbullah perasaan haru bahagia yang terpancar dari kedua orang tua melihat hasil anaknya yang menimba ilmu di pondok tidak sia-sia. 

Berbeda jika kebiasan santri di rumah tidak terpuji, seperti malas mengaji, jarang solat berjamaah, dan solat di akhir waktu. Maka itu akan menimbulkan perasaan kecewa dari orang tua. Terlebih menganggap pondok itu gagal dalam mendidik santri-santrinya. 

 Lihat halaman berikutnya >>>

Terpopuler