Sabtu 24 Feb 2024 13:11 WIB

Islamofobia di Inggris Meningkat Tiga Kali Lipat Akibat Genosida Israel

Perempuan Muslim Inggris menjadi sasaran dalam 65 persen kasus.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Muslim muda Inggris.
Foto:

Bahkan perempuan menjadi sasaran dalam 65 persen kasus. Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris (MCB) Zara Mohammed menekankan pentingnya menyoroti Islamofobia berbasis gender. Ini menurutnya telah membuat perempuan Muslim Inggris tidak aman.

"Hal ini sangat mengkhawatirkan bagi perempuan Muslim yang menghadapi dampak terberat dari serangan ini, seperti yang ditunjukkan oleh bukti. Lebih banyak hal yang harus dilakukan untuk mengatasi Islamofobia di semua tingkatan, dimulai dari politik kita," katanya kepada The New Arab.

Seorang wanita Muslim yang berbicara kepada saluran berita Inggris Sky News, menyatakan dia bisa saja terbunuh oleh batu bata yang dilemparkan melalui jendela karena dukungannya terhadap Palestina.

"Saya tidak akan takut dengan orang-orang itu, mereka tidak akan menghentikan saya melakukan apa yang harus saya lakukan, mereka tidak akan menghentikan saya untuk mendukung kasus yang saya yakini benar. Saya tidak pernah berpikir untuk mengubah penampilan saya karena hal-hal ini karena, inilah saya, saya seorang Muslim dan seperti inilah penampilan kami," kata seorang wanita bernama Mahetab.

Laporan Tell MAMA telah menimbulkan gelombang kecaman dari berbagai aktivis, jurnalis dan politikus yang mengecam meningkatnya serangan terhadap umat Islam, dan juga menyerukan diakhirinya serangan yang sedang berlangsung di Gaza. "Masalahnya bahkan Islamofobia yang terang-terangan hanyalah pengalih perhatian. Gencatan senjata sekarang juga," tulis jurnalis Aljazirah Inggris Myriam Francois dalam sebuah postingan di X.

“Peningkatan Islamofobia yang mengerikan dan memalukan, kasus kebencian anti-Muslim yang dilaporkan ke (Tell Mama) meningkat tiga kali lipat. Tindakan yang lebih kuat diperlukan terhadap kejahatan rasial, ancaman, dan pelecehan. Islamofobia tidak boleh mendapat tempat di Inggris," kata anggota parlemen Partai Buruh Inggris, Yvette Cooper, dalam postingan yang diunggah di X.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement