Sabtu 17 Feb 2024 13:15 WIB

Penyuluh Agama Ikut Minimalisasi Kenakalan Remaja di Aceh

Penyuluh agama berperan mendidik generasi muda.

Personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Aceh Barat memberikan pembinaan dan hukuman sebagai efek jera kepada lima siswa yang tertangkap saat razia pelajar bolos sekolah di halaman Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Barat, Aceh, Kamis (4/1/2024). Penertiban tersebut dilakukan untuk meminimalisir jumlah pelajar membolos saat jam pelajaran berlangsung sekaligus untuk menhindari pelajar dalam tindakan perundungan maupun kenakalan remaja, selanjutnya pelajar tersebut diserahkan ke orang tua dan pihak sekolahnya masing-masing.
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Aceh Barat memberikan pembinaan dan hukuman sebagai efek jera kepada lima siswa yang tertangkap saat razia pelajar bolos sekolah di halaman Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Barat, Aceh, Kamis (4/1/2024). Penertiban tersebut dilakukan untuk meminimalisir jumlah pelajar membolos saat jam pelajaran berlangsung sekaligus untuk menhindari pelajar dalam tindakan perundungan maupun kenakalan remaja, selanjutnya pelajar tersebut diserahkan ke orang tua dan pihak sekolahnya masing-masing.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Provinsi Aceh mengajak seluruh penyuluh agama Islam (PAI) di provinsi paling barat Indonesia itu untuk berperan meminimalisasi kenakalan remaja yang sedang marak di Aceh.

Ketua IPARI Aceh Evi Sri Rahayu mengatakan PAI perlu aktif menjaga ketertiban dan ketentraman dalam masyarakat. Hal ini penting agar aktivitas masyarakat lancar tanpa khawatir dengan gangguan akibat kenakalan remaja.

Baca Juga

"Kalau keadaan kondusif, masyarakat mudah melaksanakan kegiatan keagamaan dan sosial," kata Evi dalam keterangan diterima di Banda Aceh, Jumat (16/2/2024).

Dalam sebulan terakhir, kata dia, isu kenakalan remaja dan geng motor meresahkan masyarakat di Tanah Rencong, khususnya di Kota Lhokseumawe, Banda Aceh, dan Kabupaten Aceh Besar. Bahkan, sempat terjadi aksi perkelahian dan pembacokan.

Menurut dia, mereka tidak terlahir sebagai anak-anak dengan sifat nakal, namun karena pergaulan tidak terbatas dan mudah terpengaruh, sehingga mereka terjebak dalam lingkungan yang tidak positif.

Oleh karenanya, kata Evi, masih sangat potensial para remaja itu dibina sesuai persoalan masing-masing, sehingga kembali menjadi remaja yang produktif dan bermanfaat bagi bangsa.

"Kalau bisa, arahkan mereka ke kegiatan olahraga yang punya efek positif bagi mereka," kata Ketua Tim Penyuluh Agama Islam Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh itu.

Memang, lanjut Evi, mengatasi persoalan tersebut tidak mudah. Namun, apabila semua pihak mau terlibat dan berpartisipasi, persoalan kenakalan remaja dapat dihindari.

Kepada penyuluh agama Islam, dia mengingatkan agar mengantisipasi pengaruh negatif terhadap remaja, yang kini berada dalam binaan penyuluh di masing-masing tempat bertugas. "Harapannya, tidak muncul kembali aksi-aksi anarkis yang dilakukan oleh remaja," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement