Sabtu 03 Feb 2024 09:45 WIB

Desakan Boikot Israel di Kontes Lagu Eurovision pun Menggema

Israel harus dilarang dari aktivitas internasional apa pun sebagai taktik tekanan.

Rep: Mabruroh / Red: Setyanavidita livicansera
Seorang pria memegang bendera Israel yang terbakar, saat melakukan protes di depan Kedutaan Besar Israel di Athena, Yunani, Sabtu, (27/1/2024).
Foto: AP Photo/Michael Varaklas
Seorang pria memegang bendera Israel yang terbakar, saat melakukan protes di depan Kedutaan Besar Israel di Athena, Yunani, Sabtu, (27/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Di Parlemen, Partai Podemos sayap kiri Spanyol, pada Kamis (1/2/2024) secara resmi mendesak pemerintah untuk mengambil sikap yang jelas terhadap partisipasi Israel dalam Kontes Lagu Eurovision. "Israel harus dilarang dari aktivitas internasional apa pun sebagai taktik tekanan untuk menghentikan genosida terhadap rakyat Palestina," pemimpin Podemos, Ione Belarra, memposting di X.

"Semua negara harus menyerukan pengucilannya dari Eurovision,” kata Belarra, dilansir dari Middle East Monitor, Sabtu (3/2/2024). Proposal non-legislatif akan diperdebatkan dan dipilih di Parlemen. Jika disahkan, pemerintah akan berkomitmen untuk mencoba meyakinkan negara-negara UE lainnya untuk memblokir Israel dari kompetisi lagu.

Baca Juga

Pemerintah juga akan mendesak penyiar publik negara itu, RTVE, untuk turut mendukung mengucilkan Israel, seperti yang dilakukan dengan Rusia pada 2022. Dalam proposal Podemos, kelompok tersebut berpendapat bahwa nilai-nilai Eurovision tentang "universalitas, keragaman, kesetaraan, dan inklusi" sangat tidak sesuai dengan partisipasi Israel, yang menyalahgunakan hak asasi manusia dan hukum internasional di Tepi Barat dan Gaza.

"Dalam pengertian itu, Podemos berpendapat, sangat mengkhawatirkan bahwa pertunjukan seperti Eurovision dapat menutupi negara Zionis Israel di mata jutaan pemirsa. Terutama, ketika, pada tahun 2022, Uni Penyiaran Eropa (EBU) memutuskan untuk mengusir Rusia dari kontes setelah invasi ke Ukraina,” ungkapnya.

Ini bukan panggilan pertama untuk mengecualikan Israel dari Eurovision. "Ini adalah pembantaian, genosida," kata Ines Hernand, salah satu presenter untuk kompetisi lagu Spanyol untuk memilih kontestan Eurovision, pada konferensi pers minggu ini. "Bahwa Israel berpartisipasi ketika Rusia diveto, mengisyaratkan serangkaian masalah lain yang berkaitan dengan uang."

Awal pekan ini, lebih dari 1.000 artis musik dari negara tuan rumah, Swedia, juga menandatangani surat terbuka yang menyerukan larangan Israel atas perang brutalnya di Gaza. Surat serupa sebelumnya ditandatangani oleh sekitar 1.400 seniman dari Finlandia dan Islandia.

Penyiar nasional Islandia mengatakan, keputusan untuk memboikot acara jika Israel berlanjut akan terserah kandidat yang dipilihnya untuk berpartisipasi dalam kompetisi. Menanggapi panggilan ini, EBU mengatakan bahwa Israel tidak akan dikecualikan dari kontes, mengatakan ingin mempertahankan status kompetisi sebagai acara apolitis yang menyatukan penonton di seluruh dunia melalui musik.

Eurovision akan diadakan di Malmo, Swedia pada 7-11 Mei. Pada 2023, Israel telah berkompetisi dalam kontes lagu 44 kali, menang empat kali pada 1978, 1979, 1998 dan 2018.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement