Ahad 24 Dec 2023 12:07 WIB

Jelang Natal, Umat Muslim dan Kristen di Gaza Sama-Sama tak Punya Tempat Aman

Perayaan Natal di Palestina dibatalkan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Orang-orang berdiri di dekat reruntuhan Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius setelah serangan udara semalam di Gaza, (20/10/ 2023).
Foto:

Dia pun merasakan ketakutan terhadap genosida yang dilakukan Israel. Menurut dia, setiap hari selalu ada pembantaian baru di Jalur Gaza. Bahkan, Amash sendiri telah kehilangan banyak kerabat dan teman akibat perang ini.

Amash mengaku belum pernah menyaksikan kehancuran sebesar ini selama hidupnya. “Ini adalah perang paling kejam yang pernah saya saksikan. Saya tidak tahu harus berkata apa. Ada orang mati di mana-mana,” kata Amash.

Dia menjelaskan, komunitas Kristen di Gaza sangat kecil. Dalam perang ini, menurut dia, umat Kristen terancam kehancuran akibat pengeboman Israel.

“Menjelang hari lahir Yesus Kristus, hati umat Kristen di Gaza dan seluruh Palestina tidak lagi berada dalam semangat liburan,” ujar Amash.

"Bahkan, jika pengeboman berhenti, kami tidak akan merayakannya, kami hanya akan berdoa. demi berakhirnya perang, demi perdamaian sehingga masyarakat bisa kembali ke rumah mereka," ucap dia.

Pada Sabtu (23/12/2023), seorang penembak jitu Israel membunuh seorang ibu dan putrinya serta melukai tujuh lainnya di satu-satunya gereja Katolik di Jalur Gaza. Insiden tersebut disesalkan oleh Paus Fransiskus, yang menyatakan  Israel menggunakan taktik terorisme di Gaza.

Ini bukan insiden pertama...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement