Senin 11 Dec 2023 17:08 WIB

Gelombang Pegungsi Rohingya ke Indonesia Terus Bertambah, 400 Orang Tiba di Aceh

UNHCR mencatat sejak November lalu sudah ada 1.200 orang Rohingya tiba di Indonesia.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Pengungsi Rohingya berlindung di depan Kantor Gubernur Aceh di Banda Aceh, Indonesia, 11 Desember 2023.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Pengungsi Rohingya berlindung di depan Kantor Gubernur Aceh di Banda Aceh, Indonesia, 11 Desember 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perahu-perahu kayu yang reot membawa sekitar 400 orang etnis Rohingya tiba di provinsi Aceh, Indonesia, pada Ahad (10/12/2023). Komunitas nelayan setempat mengakui, kedatangan 400-an pengungsi Rohingya ke daratan Aceh ini menambah jumlah pengungsi kelompok minoritas Muslim Myanmar ini ke Indonesia.

Sebelum kedatangan pada hari Ahad, badan pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan 1.200 orang Rohingya, sebuah kelompok minoritas yang terusir di tanah Myanmar, telah mendarat di Indonesia sejak bulan November.

Baca Juga

Miftah Cut Ade, ketua komunitas nelayan di Aceh, mengatakan bahwa dua perahu mendarat di provinsi tersebut pada hari Ahad pagi, masing-masing di kabupaten Pidie dan Aceh Besar. "Setiap perahu membawa sekitar 200 orang Rohingya," katanya.

Andi Susanto, seorang pejabat militer setempat, mengatakan bahwa sekitar 180 orang Rohingya telah mendarat di Pidie pada pukul 04.00 WIB. Selanjutnya para petugas berkoordinasi di lapangan untuk mengumpulkan data.

Susanto mengkonfirmasi bahwa pihak militer mengetahui adanya perahu kedua namun tidak memiliki informasi di mana perahu tersebut mendarat atau berapa banyak orang yang ada di dalamnya.

Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (8/12/2023), bahwa ia menduga perdagangan manusia berada di balik meningkatnya, kedatangan perahu pengungsi Rohingya baru-baru ini. Dan Jokowi telah berjanji untuk bekerja sama dengan organisasi-organisasi internasional untuk menangani masalah ini.

Indonesia bukan penandatangan Konvensi PBB tahun 1951 tentang Pengungsi, namun memiliki sejarah menerima pengungsi ketika mereka tiba di pantai-pantai Indonesia. Namun, tingginya volume kedatangan baru-baru ini telah memicu reaksi keras di media sosial dan beberapa penolakan dari orang-orang di Provinsi Aceh, wilayah paling barat yang paling banyak didatangi kapal pengungsi ini.

Selama bertahun-tahun, Rohingya telah meninggalkan tanah Myanmar karena mengalami persekusi dan pembunuhan. Mereka mendapat tekanan dari kelompok yang mayoritas penduduknya beragama Buddha, di mana mereka secara umum dianggap sebagai penyusup asing dari Asia Selatan, ditolak kewarganegaraannya, dan menjadi sasaran pelecehan.

Ketika lautan lebih tenang antara bulan November dan April setiap tahunnya, imigran Rohingya ini berusaha pergi dengan perahu kayu ke negara tetangga Myanmar. Beberapa negara tujuan seperti, Thailand dan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Bangladesh, Malaysia, dan Indonesia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement