REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel pada Rabu (6/12/2023) menyetujui peningkatan minimal dalam pasokan bahan bakar ke Gaza yang dilanda perang. Bahan bakar tersebut disetujui untuk mencegah keruntuhan kemanusiaan, kata kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Pengumuman itu datang ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan kehancuran total ketertiban umum di Gaza, saat pertempuran meningkat di selatan wilayah Palestina.
"Suplemen bahan bakar minimal diperlukan untuk mencegah keruntuhan kemanusiaan dan wabah epidemi telah disetujui untuk masuk ke Jalur Gaza selatan," tulis kantor Netanyahu di X, dilansir dari Arab News, Kamis (7/12/2023).
Peningkatan pasokan bahan bakar diperlukan untuk menghindari keruntuhan kemanusiaan dan wabah epidemi di selatan Jalur Gaza, yang dikendalikan oleh Hamas. "Jumlah minimal akan ditentukan dari waktu ke waktu oleh Kabinet Perang sesuai dengan situasi morbiditas dan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza," tambahnya.
Pada Rabu (6/12/2023), Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia takut ketertiban umum akan sepenuhnya segera rusak di Gaza.
"Di tengah pengeboman terus-menerus oleh Pasukan Pertahanan Israel, dan tanpa tempat berlindung atau hal-hal penting untuk bertahan hidup, saya berharap ketertiban umum akan segera hancur karena kondisi putus asa, bahkan membuat bantuan kemanusiaan yang terbatas menjadi tidak mungkin," katanya dalam sebuah surat kepada Dewan Keamanan PBB.
Untuk pertama kalinya sejak menjadi kepala PBB pada tahun 2017, Guterres meminta Pasal 99 dari Piagam. Ini memungkinkan dia untuk membawa perhatian Dewan Keamanan masalah apa pun yang menurutnya dapat mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.
Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen membalas mengatakan mandat Guterres adalah bahaya bagi perdamaian dunia. Para pemimpin G7, termasuk mitra utama Israel, pada hari Rabu menyerukan tindakan lebih mendesak untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza.
Pengumuman Israel datang dua hari setelah sekutu utamanya, Amerika Serikat, menyerukan lebih banyak bahan bakar untuk diizinkan masuk ke Gaza, dengan diplomat AS mengacu pada percakapan yang sangat jujur.
Lebih dari 16.200 orang, kebanyakan dari mereka wanita dan anak-anak, telah terbunuh di Gaza oleh pengeboman Israel sejak Oktober. Pertempuran antara Israel dan Hamas dimulai ketika militan Hamas meluncurkan serangan lintas batas yang mematikan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.