Rabu 29 Nov 2023 00:05 WIB

Dokter Khawatir Wabah Penyakit Serang Anak-Anak Gaza

Diare dan infeksi pernapasan mengancam anak-anak Gaza.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Badut di Gaza tetap mencoba menghibur anak-anak di pengungsian meski tengah dirundung kesedihan mendalam.
Foto: Tangkapan Layar/VOA
Badut di Gaza tetap mencoba menghibur anak-anak di pengungsian meski tengah dirundung kesedihan mendalam.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Jeda pertempuran di Gaza memasuki hari kelima pada Selasa (28/11/2023). Kemanusiaan PBB memperingatkan pengiriman bantuan perlu segera berlipat ganda untuk menyelamatkan nyawa yang terluka dan membendung risiko wabah penyakit mematikan yang telah membuat khawatir para dokter.

Prioritas termasuk mengangkut bahan bakar ke utara kantong yang dilanda perang, sehingga dapat digunakan untuk memberi daya pada rumah sakit, menyediakan air bersih, dan memelihara infrastruktur sipil vital lainnya.

Baca Juga

Layanan semacam itu telah secara besar-besaran dipengaruhi oleh pengeboman Israel selama berminggu-minggu sebagai tanggapan atas serangan 7 Oktober. Otoritas kesehatan Gaza telah melaporkan bahwa lebih dari 15 ribu orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, meninggal dunia dalam serangan hingga saat ini.

Dalam pembaruan dari Gaza selatan, juru bicara Dana Anak PBB (Unicef) James Elder mengatakan seorang dokter dari rumah sakit Al-Shifa di utara telah mengatakan kepadanya bahwa ancaman terhadap anak-anak sangat banyak dari udara dan sekarang sangat banyak di darat dalam bentuk diare dan infeksi pernapasan.

"Dia takut sebagai seorang profesional medis dalam hal wabah penyakit yang mengintai di sini dan bagaimana itu akan menghancurkan anak-anak yang sistem kekebalannya dan kekurangan makanan membuat mereka sangat lemah," tambah Elder, dilansir dari Saudi Gazette, Selasa (28/11/2023).

Saat negosiasi berlanjut untuk pembebasan...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement