REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Yordania mengumumkan tidak akan menandatangani kesepakatan dengan Israel untuk menukar energi matahari dengan air desalinasi. Ini mengingat perang brutal Israel di Gaza yang terkepung.
"Kesepakatan energi untuk air seharusnya telah dilakukan bulan lalu, tetapi kami tidak akan menandatanganinya," ujar Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Al Safadi mengatakan kepada saluran berita Aljazirah yang berbasis di Qatar.
"Kami tidak akan dapat melanjutkan perjanjian energi untuk air karena tidak ada menteri Yordania yang dapat duduk di sebelah menteri Israel untuk menandatangani perjanjian saat mereka membunuh saudara-saudara kami di Gaza," katanya, dilansir dari TRT World, Jumat (17/11/2023).
Mengenai tuntutan oleh Yordania dan parlemen untuk membatalkan perjanjian damai Yordania-Israel, Al Safadi mengatakan Yordania tidak akan ragu melakukan apa pun yang akan membantu rakyat Palestina.
“Perjanjian ini sekarang akan menjadi dokumen yang tertutup debu di salah satu rak,” katanya.
Menurut Al Safadi, Israel mendorong seluruh wilayah Gaza menuju ke neraka dan perang ini harus segara dihentikan. Jika tidak, ini akan memantik kebencian di mana-mana dan peperangan tidak dapat dihindari.
"Kami melihat Tepi Barat (diduduki) terbakar, dan kami melihat pasukan permukiman dan front utara dengan Lebanon meningkat. Apa yang dilakukan Israel telah menciptakan lingkungan kebencian di mana tidak mungkin ada hubungan yang normal dan damai,” kata al Safadi.
Yordania menandatangani perjanjian damai pada 1994 setelah penandatanganan Persetujuan Oslo sebagai bagian dari gerakan Arab kolektif untuk mencapai perdamaian yang komprehensif berdasarkan solusi dua negara.
Perdamaian komprehensif berdasarkan...